Yogyakarta, Kompas -
”Pada pertemuan kali ini, kami berbagi pengalaman di bidang perangkat lunak. Tujuannya, kualitas infrastruktur Indonesia lebih baik,” kata Wakil Menteri Transportasi, Pariwisata, dan Urusan Takashi Kitamura, Kamis (19/7) di Yogyakarta.
Kitamura mengatakan, membangun perangkat lunak dan sumber daya manusia memang membutuhkan waktu yang lama. ”Namun, ini penting meski lebih penting lagi memberi pelayanan transportasi di level tertinggi bagi rakyat. Jepang bisa membantu Indonesia karena geografinya mirip dan sering ada bencana,” ujarnya.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menginformasikan keterlibatan Jepang dalam pembangunan transportasi Indonesia. ”Tahun 2012, Kementerian Perhubungan mendapat pinjaman 19,72 juta yen dari Pemerintah Jepang dan hibah sebesar 2,55 juta yen,” ucapnya.
Namun, kata Bambang, yang terpenting adalah kesediaan Jepang berbagi pengalaman. Jepang membantu dalam kebijakan dan kerja sama pemerintah swasta pada pertemuan sebelumnya.
Jepang menerapkan
Direktur Keselamatan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko membeberkan tingginya faktor kesalahan manusia. Faktor tersebut menempati 51,24 persen penyebab kecelakaan, diikuti faktor sarana sebesar 44,21 persen dan rel sebesar 22,10 persen.
”Indonesia sedang menguji coba ATC untuk meminimalkan faktor kesalahan manusia dalam hal tabrakan kereta api. Kami telah menguji coba di Madiun dan diharapkan ada bantuan dari Jepang untuk menguji coba di jaringan rel Jabodetabek,” kata Hermanto.