Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yaman Tahan Tersangka Mata-mata Iran

Kompas.com - 19/07/2012, 14:40 WIB

SANAA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri Yaman mengumumkan penangkapan sejumlah orang yang diduga menjadi bagian jaringan mata-mata Iran.

Jaringan mata-mata ini biasa beroperasi di kawasan Tanduk Afrika dengan pusatnya di Sanaa dan dipimpin mantan anggota pasukan Penjaga Revolusi Iran.

Namun sejauh ini tidak diperoleh rincian penangkapan itu yang sebagian besar tersangkanya adalah warga negara Yaman.

Presiden Yaman Adbrabuh Mansur Hadi kemudian memperingatkan Iran untuk meninggalkan Yaman dan membiarkan negeri itu mengurus urusannya sendiri.

"Kami akan mempermalukan Iran di hadapan dunia," kata Presiden Hadi seperti dikutip televisi nasional Yaman. "Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan kalian akan membayar mahal jika terus melakukan tindakan ini," lanjut Hadi.

"Kami minta kalian meninggalkan Yaman dan biarkan kami mengurus urusan kami sendiri. Itu sudah cukup untuk saat ini," tambah dia.

Peringatan Amerika

Peringatan Presiden Yaman ini mengulang klaim Amerika Serikat yang menyebut Iran tengah 'bermain' di Yaman yang masih berkutat dengan perpecahan dan pemberontakan.

Wartawan BBC di Sanaa Natalia Antelava awal tahun ini melaporkan bahwa Duta Besar AS untuk Yaman Gerald Feierstein pernah mengungkapkan kecurigaannya atas campur tangan Iran di Yaman. Saat itu Feierstein mengatakan Iran mendukung Muslim Syiah di utara Yaman dan mendukung pemberontak di selatan demi mengurangi pengaruh Arab Saudi di negeri itu.

Pernyataan Dubes AS ini ditanggapi serius Iran dan mengatakan justru Washington-lah yang banyak 'bermain' di Yaman bukan Teheran.

Menurut laporan wartawan BBC di Yaman, banyak warga Yaman yang sepakat bahwa Amerika Serikat-lah yang lebih banyak campur tangan di negeri itu.

"Dubes AS yang kerap menyebut pemerintah Yaman sebagai 'kami', kerap dikritik karena bersikap seperti tuan pemerintah kolonial," demikian laporan Antelava di Yaman.

Tak hanya itu, Amerika Serikat juga terlihat menambah jumlah pesawat-pesawat tanpa awaknya untuk menghadapi dan menyerang pemberontak. Serangan pesawat tanpa awak itu banyak menewaskan warga sipil dan itu membuat Amerika Serikat tak terlalu disukai rakyat Yaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com