Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan AS: Presiden Assad Perlu Turun

Kompas.com - 19/07/2012, 10:22 WIB

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta mengatakan, meningkatnya kekerasan di Suriah menunjukkan perlunya Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.

Pandangan yang sama juga dilontarkan oleh Pemerintah Perancis. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan, kesepakatan atas sanksi PBB terhadap Suriah sama saja dengan dukungan langsung kepada pemerintah.

Panetta mengatakan, kondisi keamanan di Suriah sudah sulit dikendalikan. "Keadaan di sana secara cepat menjadi di luar kendali," kata Panetta.

Masyarakat internasional perlu melakukan "tekanan maksimum terhadap (Presiden Bashar al-Assad) untuk melakukan apa yang tepat, yaitu mengundurkan diri dan mengizinkan dilakukannya transisi secara damai."

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil langkah bersama setelah pertemuan dengan Presiden China, Hu Jintao, di Beijing.

Ban mengatakan sebelum serangan bunuh diri di Biro Keamanan Nasional di Damaskus para pemimpin China sepakat bahwa kondisi di Suriah sangat parah.

Dewan Keamanan akan membicarakan langkah yang perlu diambil terhadap Suriah pada Rabu (18/7/2012).

Menyulut oposisi

Menyusul serangan bom bunuh diri di Damaskus yang menewaskan menteri pertahanan dan ipar Presiden Assad, Rusia menuduh sejumlah negara memicu pihak oposisi Suriah.

"Bukannya menenangkan pihak oposisi, sejumlah mitra kami bahkan menyulut mereka untuk melanjutkan (kekerasan)," kata Lavrov seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.

Mendukung oposisi Suriah adalah "kebijakan buntu karena Assad tidak akan turun secara sukarela," tambahnya.

Rusia—sekutu kuat Suriah—juga telah mengajukan resolusi untuk memperpanjang misi PBB selama 90 hari. Namun, resolusi itu tidak berisi ancaman sanksi, dan tidak jelas kapan Rusia akan mengajukan resolusi itu.

Sementara itu, Perancis menyatakan, pengeboman di Damaskus pada Rabu (18/7/2012) menunjukkan perlunya transisi politik di negara itu.

"Pemerintah Perancis—yang tidak mengetahui kondisi penyerangan—selalu mengecam terorisme," kata Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius kepada senat.

"Menilik dari seriusnya kekerasan itu, maka semakin perlu dan mendesak untuk melakukan transisi politik," tambah Fabius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com