Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukulan Besar bagi Assad

Kompas.com - 19/07/2012, 03:09 WIB

Pertempuran meningkat

Sebaliknya, serangan tersebut juga memompa semangat pihak oposisi. Video amatir yang ditayangkan CNN menunjukkan, warga di pinggiran Damaskus bersorak-sorak gembira merayakan pengeboman tersebut.

Intensitas pertempuran antara tentara pemerintah dan pasukan oposisi di beberapa bagian Damaskus langsung menguat setelah kabar pengeboman itu tersebar luas. Saksi mata melaporkan, tentara pemerintah dan milisi prorezim membanjiri kawasan Midan dan Qaboun di Damaskus, yang menjadi pusat pertempuran sengit selama empat hari terakhir.

Tentara pemerintah bahkan dilaporkan mengerahkan helikopter serbu untuk menyerang ke posisi-posisi pasukan oposisi. SANA menyebutkan, tentara telah membunuh dan menangkap banyak ”teroris” yang telah masuk ke wilayah Midan.

Selain ledakan di pusat kota Damaskus, para saksi mata juga melaporkan mendengar lima ledakan lain di dekat markas Divisi Lapis Baja Keempat Angkatan Darat Suriah, terletak di Distrik Muhajireen, di bagian barat laut Damaskus. Divisi tersebut berada di bawah komando adik Presiden Assad, Maher al-Assad.

Stasiun televisi Al Jazeera mengutip pernyataan juru bicara FSA, Qassim Saadedine, Selasa, yang menyatakan, kemenangan pasukan oposisi untuk ”membebaskan” Damaskus telah dekat. ”Kami telah memindahkan pertempuran dari provinsi-provinsi ke ibu kota Damaskus. Kami punya rencana jelas untuk mengendalikan seluruh Damaskus.. Kami cuma mempunyai senjata ringan, tetapi itu cukup,” ujar Saadedine.

Tak terkendali

Dalam pernyataan bersama di Pentagon, Amerika Serikat, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan Menteri Pertahanan Inggris Philip Hammond khawatir eskalasi kekerasan di Suriah akan makin tak terkendali setelah serangan bom di Damaskus itu.

Hammond mengatakan, semangat pihak oposisi semakin besar setelah serangan tersebut. Sementara Panetta khawatir situasi di Suriah semakin tak terkendali dan korban jiwa akan terus bertambah.

Kedua menteri pertahanan itu juga memperingatkan Assad agar tidak menggunakan senjata kimia seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Dalam wawancara dengan BBC, Senin lalu, mantan Duta Besar Suriah untuk Irak yang kemudian membelot, Nawaf Fares, mengatakan, Assad tak akan ragu-ragu menggunakan senjata kimia saat ia dalam kondisi makin terdesak.

”Kami tak akan menoleransi penggunaan atau proliferasi senjata kimia,” kata Hammond.

Serangan di Damaskus ini terjadi saat para anggota Dewan Keamanan PBB di New York hendak melakukan pemungutan suara terkait resolusi terbaru bagi Suriah. Rusia sudah mengancam akan menggunakan hak vetonya lagi apabila resolusi tersebut memuat ancaman sanksi.

Utusan khusus PBB dan Liga Arab dalam masalah Suriah, Kofi Annan, meminta agar pemungutan suara itu ditunda. Annan, yang baru saja berkunjung ke Moskwa, mengaku yakin Rusia akan bersedia berkompromi.(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com