PHNOM PENH, RABU -
Proses penarikan baru dijalankan setahun setelah Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) memerintahkan kedua belah pihak melakukan proses demiliterisasi.
Seperti diwartakan, sengketa yang terjadi di antara kedua negara pada tahun 2011 telah memicu aksi saling serang, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan luka dari kedua belah pihak.
”Sekarang waktu yang tepat mengimplementasikan putusan ICJ,” ujar Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh saat berpidato dalam upacara penarikan pasukan.
Akan tetapi, dalam pidato yang ditayangkan langsung stasiun televisi Pemerintah Kamboja itu, Banh memperingatkan, proses penarikan tidak menjamin perdamaian total sudah terjadi di sana.
Setelah penarikan pasukan, kedua negara diharapkan menempatkan personel kepolisian dan penjaga keamanan sebagai pengganti tentara.
Pemerintah Kamboja dilaporkan menarik 500 personel militernya dari kawasan Preah Vihear. Mereka kemudian digantikan oleh 250 polisi dan 100 petugas keamanan.
Candi bersejarah dari abad ke-11 itu ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia milik Kamboja. Namun, akses jalan masuk ke candi itu berlokasi di wilayah Thailand.
Yutthasak Sasiprapa, Wakil Perdana Menteri Thailand untuk Urusan Keamanan Nasional, memastikan pihaknya juga melakukan langkah sama, menarik dan mengganti personel militernya dari sana.