Lebaran, Kebutuhan Non-Makanan Naik Tiga Kali Lipat

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang Lebaran, kebutuhan terbesar masyarakat bukanlah makanan. Kebutuhan non-makanan, seperti pakaian, justru punya porsi yang lebih besar ketimbang makanan.

"Untuk Idul Fitri, kebutuhan juga ada di fashion. Itu bisa 60 persen, non-food," sebut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta di Kantor Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (16/7/2012).

Ia mengatakan, bila kebutuhan masyarakat dibagi dua, yakni makanan dan non-makanan, maka kebutuhan yang non-makanan justru lebih besar pada masa menjelang Lebaran.

Porsi produk non-makanan bisa 60-70 persen. Sisanya adalah produk makanan. Untuk kenaikan, produk non-makanan pun lebih besar.

Tutum menuturkan, kenaikan produk makanan terbatas seiring kapasitas perut manusia. "Kalau orang makan meningkat 20 persen, itu perut sudah kembung (penuh)," ungkapnya.

Sementara itu, kenaikan permintaan produk non-makanan bisa lebih tinggi. "Peningkatan di non-food bisa dua-tiga kali lipat," katanya.

Secara keseluruhan, sebut Tutum, porsi omzet yang dicatat oleh Aprindo pada masa puasa hingga Lebaran bisa mencapai 30-35 persen dari total omzet dalam satu tahun. Sisanya adalah omzet yang dibagi di tiga kuartal lainnya. Untuk tahun ini, Aprindo pun menargetkan omzet akan naik 10-15 persen dari Rp 120 triliun pada tahun 2011.

"Biasanya bagi per kuartal. Satu tahun kan empat kuartal. Bulan puasa-Lebaran bisa makan porsi 30-35 persen dari total omzet. Sedangkan 65 persen dibagilah tiga (kuartal)," pungkas Tutum.