Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Marah AtasPerusakan Makam Orang Suci di Mali

Kompas.com - 14/07/2012, 00:11 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com--Amerika Serikat pada Rabu mengungkapkan kemarahannya atas penghancuran makam orang suci Muslim kuno oleh gerilyawan, yang menduduki Mali utara, dengan menyebut bencana itu sebagai "serangan" pada warisan budaya Afrika.

Anggota Ansar Dine (Pejuang Keyakinan), kelompok bersenjata terkait dengan Alqaida, yang mengendalikan Mali utara dalam tiga bulan belakangan, pada Selasa menghancurkan dua makam dalam masjid terbesar dan tertua di Timbuktu, Djingareyber.

Pekan lalu, mereka menghancurkan tujuh makam orang suci Muslim kuno serta pintu suci masjid lain yang merupakan peninggalan dari abad 15. Seluruh monumen itu didaftar sebagai warisan budaya dunia yang hampir punah oleh UNESCO.

"Amerika Serikat dengan keras mengutuk penghancuran tempat suci muslim dan agama lain serta tempat-tempat bersejarah di Timbuktu oleh gerilyawan Islam," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Victoria Nuland dalam suatu pernyataan.

"Kami sangat marah dengan penghancuran situs-situs bersejarah dunia ini dan intimidasi yang terus menerus terhadap penduduk lokal."

Dia menyeru untuk "penghentian segera perusakan" dan mendesak semua pihak untuk melindungi lokasi-lokasi "warisan budaya yang tidak ternilai".

Para anggota kelompok Ansar Dine telah berjanji untuk menghancurkan seluruh situs serupa di kota dongeng itu, yang mereka sebut sebagai "haram" atau dilarang dalam Islam.

"Serangan ini tidak hanya pada Mali namun pada warisan budaya  seluruh rakyat Afrika, dan siapapun yang bertanggung jawab atas aksi ini harus diadili," kata Nuland. "Kami sangat prihatin dengan situasi yang dihadapi rakyat Mali."

Ia mengatakan Washington mendukung upaya-upaya mediasi negara-negara Afrika Barat dan Uni Afrika dalam mengembalikan pemerintahan sipil di negara itu dan menumpas pemberontakan di utara.

Amerika Serikat meminta semua pihak untuk memastikan akses kemanusiaan yang "tidak memihak"untuk semua warga sipil di Mali utara, kata Nuland.

"Kami dengan keras mendesak semua aktor di Mali untuk menghormati hak-hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional," tambah dia.

"Rakyat Mali layak untuk tinggal di lingkungan yang bebas dari ketakutan dan penindasan, tempat hak-hak asasi manusia dan kebebasan dasar mereka -- termasuk kebebasan-kebebasan beragama dan berekspresi -- dilindungi dan dihormati." (ANTARA/AFP)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com