Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karzai: Mullah Omar Bisa Ikut Pilpres, asal....

Kompas.com - 13/07/2012, 08:36 WIB

KABUL, KOMPAS.com — Presiden Hamid Karzai mendesak pemimpin tertinggi Taliban Mullah Omar menghentikan perjuangan melawan Pemerintah Afganistan dukungan AS dan, sebagai imbalannya, ia bisa mencalonkan diri sebagai presiden negara yang dilanda perang itu.

Mullah Omar, pemimpin Taliban bermata satu yang diburu sejak AS menggulingkan pemerintahnya pada akhir 2001, adalah salah satu buron utama dunia dan kini memimpin perjuangan kelompok tersebut untuk menggulingkan Karzai.

Karzai berulang kali meminta Omar dan gerilyawan lain yang memerangi pemerintahnya untuk meninggalkan kekerasan dan menerima penyatuan damai.

"Saya mengulangi seruan saya pada semua orang Afganistan, yang bukan boneka dari pihak lain dan (hanya) memiliki masalah dengan kami di dalam negeri—mereka diterima dengan baik untuk berunding," katanya pada jumpa pers, Kamis (12/7/2012).

"Mullah Mohammad Omar bisa datang ke Afganistan di mana pun yang ia inginkan. Ia bisa membuka sebuah kantor politik untuk dirinya sendiri, tetapi ia harus meninggalkan senjata," kata Karzai.

"Ia dan teman-temannya bisa datang dan membentuk partai politik, berpolitik, menjadi seorang calon dalam pemilihan umum. Jika rakyat memilihnya, bagus untuk dia, dan dia bisa memimpin," tambah presiden Afganistan itu.

Taliban berulang kali menolak tawaran damai Karzai dan pada tahun ini menarik diri dari pembicaraan penjajakan dengan AS di Qatar.

AS melakukan langkah-langkah ke arah pembicaraan dengan Taliban di Qatar, di mana mereka berencana membuka sebuah kantor perwakilan Karzai, yang ditolak Taliban karena dianggap sebagai "boneka", telah terang-terangan mendukung langkah itu. Namun, ia dikabarkan khawatir karena ia tidak akan dilibatkan dalam perundingan di Qatar.

Washington menekankan bahwa setiap perundingan dengan Taliban untuk mengakhiri perang hanya bisa berlangsung dengan persetujuan Pemerintah Afganistan, yang nantinya akan memimpin proses itu.

AS mengirim utusan ke Kabul pada Januari untuk memastikan bahwa Karzai memperoleh peranan utama bila perundingan dengan Taliban telah dimulai.

Taliban sejauh ini bersikeras bahwa mereka tidak akan memasuki negosiasi bila pasukan asing masih berada di Afganistan. Bahkan, jika mereka melakukan hal itu, mereka mungkin enggan mengakuinya.

Sejumlah komandan juga khawatir akan semangat para pejuang mereka di lapangan jika mereka tahu para pemimpin mereka melakukan perundingan.

Pada Oktober, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afganistan.

Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, tetapi Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afganistan.

Gerilyawan meningkatkan serangan terhadap aparat keamanan dan juga pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan September.

Konflik meningkat di Afganistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com