Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Apresiasi Program Kesetaraan Jender Indonesia

Kompas.com - 12/07/2012, 16:06 WIB
Anastasia Joice

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar menyampaikan kemajuan upaya dan program pemerintah dalam peningkatan kesetaraan jender, pemberdayaan perempuan, dan penghapusan diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia pada sidang ke-52 Komite Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan PBB di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Rabu (11/7/2012).

"Berbagai kemajuan tersebut antara lain pengarusutamaan jender dalam berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan nasional, peningkatan partisipasi perempuan dalam kehidupan politik dan ekonomi, penyusunan anggaran pembangunan yang responsif jender, dan peningkatan kapasitas penegak hukum dalam memerangi diskriminasi terhadap perempuan," kata Linda Gumelar.

Secara umum, Pemerintah Indonesia dipandang telah melakukan berbagai upaya dalam mengimplementasikan konvensi tersebut. Pemerintah Indonesia juga didorong agar terus memajukan kesetaraan jender, memberdayakan perempuan, dan menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan.

Komite juga memperlihatkan penghargaan atas upaya Indonesia dalam menggalang kerja sama dengan para pemangku kepentingan, termasuk Komnas HAM dan Komnas Perempuan, serta organisasi masyarakat sipil guna kemajuan dan perlindungan hak-hak perempuan di Indonesia. "Kami mengapresiasi kemajuan kesetaraan jender di Indonesia dan meyakini bahwa Indonesia bisa menjadi contoh bagi negara-negara Muslim lainnya", kata Naela M Gabr, salah satu anggota Komite Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan PBB (CEDAW) dari Mesir.

CEDAW mencatat berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia untuk penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, seperti masih ada peraturan daerah yang tidak responsif jender, meningkatnya tindak kekerasan terhadap perempuan, akses terhadap kesehatan reproduksi, tingginya angka kematian ibu, dan perlindungan hak-hak pekerja rumah tangga dan pekerja migran.

Lebih lanjut, CEDAW mengharapkan Indonesia untuk melanjutkan upaya dan program yang telah dilakukan, merevisi berbagai peraturan perundang-undangan yang tidak responsif jender, meningkatkan usia minimum perkawinan dan kesetaraan hak dan kewajiban dalam perkawinan, meningkatkan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan. Selain itu, juga meningkatkan pemenuhan hak-hak perempuan di bidang kesehatan reproduksi.

CEDAW merupakan komite yang dibentuk untuk mengkaji pelaksanaan konvensi CEDAW oleh negara-negara pihak, dan beranggotakan 23 pakar di bidang hak asasi manusia dan jender yang bekerja dalam kapasitas pribadi dan independen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com