Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palestina Minta Penyelidikan Internasional

Kompas.com - 05/07/2012, 06:52 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com — Palestina menginginkan penyelidikan internasional atas kematian mantan Presiden Yasser Arafat setelah penyelidikan menunjukkan bahwa ia mungkin diracun, kata pejabat kepada AFP, Rabu (4/7/2012).

"Kami mengimbau pembentukan komite penyelidikan internasional seperti yang dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Lebanon Rafiq Hariri," kata pejabat tinggi Palestina Saeb Erkat.

Imbauan itu datang sehari setelah stasiun televisi Al-Jazeera menyiarkan hasil satu penyelidikan atas kematian Arafat tahun 2004, yang menunjukkan bahwa pemimpin Palestina itu kemungkinan diracun dengan polonium.

Stasiun televisi itu mengatakan, satu analisis terhadap harta milik Arafat yang diberikan kepada istrinya oleh rumah sakit Paris tempat ia meninggal menunjukkan tingkat tinggi zat radioaktif.

Polonium digunakan untuk membunuh bekas mata-mata Rusia yang berubah menjadi pengkritik Kremlin, Alexander Litvinenko, yang meninggal tahun 2006 setelah meminum teh yang dicampur zat itu di satu hotel di London.

Francois Bochud, Ketua Institute of Radiation Physics di Universitas Lausanne, Perancis, termasuk di antara ilmuwan-ilmuwan yang bekerja sama dengan Al-Jazeera untuk menganalisis kematian Arafat dan memeriksa harta miliknya.

"Kesimpulan itu adalah kami menemukan beberapa polonium penting yang ada di sampel-sampel ini," katanya kepada Al-Jazeera.

Arafat, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian yang memimpin perjuangan bagi satu negara Palestina selama hampir empat dasawarsa, meninggal pada 11 November 2004, setelah beberapa pekan dirawat. Jenazahnya diterbangkan ke Perancis dari markas besarnya di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Para pejabat Perancis, yang mengutip undang-undang kebebasan pribadi, menolak mengungkapkan penyebab persis kematian itu atau wujud kondisinya.

Pada saat kematiannya dalam usia 75 tahun, para pejabat Palestina menuduh ia diracun oleh musuh lamanya Israel, tetapi satu penyelidikan Palestina tahun 2005 mengenyamping kanker, AIDS, atau diracun.

Untuk mengonfirmasi teori bahwa ia diracun dengan polonium, diperlukan penggalian makam dan analisis terhadap mayat Arafat, kata Bochud.

"Jika (Suha Arafat) benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi terhadap suaminya (kami memerlukan) untuk menemukan satu contoh—saya maksud, satu penggalian makamnya ... yang dapat memberikan kami satu sampel yang memiliki satu kualitas polonium yang sangat tinggi jika ia diracun," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com