Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kirim Pemantau Gencatan Senjata ke Filipina

Kompas.com - 01/07/2012, 14:59 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Tim pengawas perdamaian dari Indonesia bergabung dengan misi internasional yang bertugas memastikan ditaatinya gencatan senjata antara Filipina dengan gerilyawan Muslim, Sabtu (1/7/2012). Kedua pihak yang bertikai itu berencana untuk menandatangani perjanjian damai tahun ini.

Tim Indonesia terdiri dari 10 orang perwira militer dan lima orang sipil yang merupakan pakar pencegahan konflik. Tim Indonesia ini dihadirkan atas permintaan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan pemerintah Filipina.

Delegasi Indonesia ini merupakan kontingen yang paling akhir bergabung dengan misi yang terdiri dari 40 orang dari Malaysia, Brunei, Jepang, Libya, dan Uni Eropa.

"Kedatangan mereka untuk jaminan bahwa gencatan senjata benar-benar dilaksanakan," kata Teresita Deles, ketua penasihat perdamaian Pemerintah Filipina.

Deles mengatakan, MILF yang berkekuatan 12.000 orang dan pemerintah bertujuan menandatangani perdamaian dalami akhir tahun ini. Hal ini menyusul kesepakatan terobosan yang dilakukan pada April lalu, di mana kedua pihak berkomitmen untuk menciptakan wilayah selatan Filipina yang memiliki otonomi politik.

"Kami memperluas landasan yang sama dan sama-sama mencari jalan untuk mempersempit perbedaan dalam isu-isu yang menjadi perdebatan," paparnya. Deles menyatakan optimismenya kedua pihak bisa menandatangani kesepakatan itu tahun ini.

Selama lebih dari tiga dekade, MILF melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Filipina. Awalnya mereka menuntut pembentukan negara Mindanao yang merdeka.

Namun dalam beberapa tahun terakhir tuntutan itu menurun, dari kemerdekaan penuh, menjadi daerah otonomi yang meliputi sebagian wilayah Pulau Mindanao.

Pemberontakan itu telah menewaskan lebih dari 150.000 orang sejak awal 1970-an. Upaya perdamaian yang dirintis gagal setelah pada Oktober 2011 gerilyawan MILF membunuh 19 tentara yang mereka tuduh melanggar kesepakatan karena melanggar wilayah mereka.

Pembunuhan itu mengobarkan kembali pertempuran di sejumlah wilayah di Mindanao, dan menewaskan 40 tentara, polisi dan warga sipil serta ribuan orang lainnya mengungsi.

Kedua pihak kemudian bersepakat melanjutkan upaya perdamaian dan sejak Januari lalu tidak lagi terjadi pertempuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com