Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyonya Mursi Pilih Disebut "Pelayan Rakyat"

Kompas.com - 30/06/2012, 06:16 WIB
Kistyarini

Penulis

KOMPAS.com — Hari ini, Sabtu (30/6/2012), rakyat Mesir resmi memiliki presiden baru dengan dilantiknya Mohamed Mursi di Mahkamah Konstitusi di Kairo. Itu artinya, rakyat Mesir akan memiliki ibu negara yang baru.

Seperti suaminya, Naglaa Ali Mahmood (50) merupakan sosok sederhana. Tidak pernah berpenampilan mewah, bahkan wajahnya pun tidak pernah tersentuh polesan tata rias.

Namun, yang menjadi pro dan kontra adalah gaya berbusananya. Busana kesehariannya adalah abaya atau jubah warna gelap, dilengkapi dengan jilbab panjang. Gaya busana khas kaum perempuan pengikut Ikhwanul Muslimin.

Bagi orang-orang yang tidak menyukainya, gaya busana Naglaa melambangkan arah Mesir di masa depan, yakni sebuah negara Islam konservatif. Namun, bagi para pendukungnya, sikap dan penampilannya justru mencerminkan semangat demokrasi revolusi.

Panggil saja "Ummi Ahmed"

Media-media Mesir melaporkan, Naglaa Ali Mahmoud lebih memilih tidak tinggal di Istana Presiden. Dia juga tidak ingin disebut ibu negara.

"Saya hanya ingin disebut sebagai istri presiden," katanya kepada Associated Press.

"Siapa yang bilang istri presiden harus disebut ibu negara?" ucapnya.

Naglaa sesungguhnya hanya ingin dipanggil "Ummi Ahmed", atau Ibu Ahmed, putra sulungnya. Kalaupun gelar menjadi keharusan, katanya, dia tidak tidak berkeberatan dipanggil "pelayan rakyat".

Rakyat Mesir menunggu, apakah Ummi Ahmed mau menemui tamu-tamu negara, menghadiri konferensi, atau acara lain dengan atau tanpa suaminya, atau mengganti penampilan untuk acara-acara resmi. Diperkirakan, dia akan memilih berperan di proyek-proyek sosial dan menghindari lawatan ke mancanegara atapun diplomasi tingkat tinggi.

Sejauh ini, Naglaa tidak bersembunyi dari sorotan publik. Dia melayani permintaan wawancara dari berbagai media, menemui keluarga demonstran yang tewas, dan mendampingi suaminya berkampanye.

Seorang aktivis Ikhwanul Muslimin, Fatema Abouzeid, mengaku pernah bertemu langsung dengan Naglaa. Menurutnya, dia sosok sederhana dan ramah.

"Dia tidak sombong dan kalau ada orang yang memuji suaminya, dia hanya menjawab 'Alhamdulillah'," kata Abouzeid.

"Saya tidak mau membandingkannya dengan Suzanne (Mubarak), tapi perbedaan utamanya adalah caranya bersikap pada masyarakat. Dia membaur dengan orang-orang lain dan cara berbicaranya pun biasa saja," ujarnya.

Pendapat senada dilontarkan mantan anggota parlemen dari Ikhwanul Muslimin, Azza al-Gharf, yang telah mengenal Ummi Ahmed selama lima tahun. Kata al-Gharf, bila menghadiri kampanye suaminya, dia berdiri bersama khalayak, tidak menonjolkan diri, dan menolak mendapat tempat khusus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com