Hal itu disampaikan Mursi dalam pidato kemenangannya yang disiarkan televisi pemerintah, Minggu (24/6) malam. Janji Mursi itu disambut positif di dalam dan luar negeri.
Sehari kemudian, tokoh Ikhwanul Muslimin ini diberitakan menemui mantan Direktur Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Mohamed el Baradei, yang kemungkinan menjabat perdana menteri.
Wartawan Kompas
Koordinator kampanye Mursi, Ahmed Abdul al Ati, mengatakan, Mursi telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) serta organisasi Ikhwanul Muslimin untuk menjalankan tugasnya sebagai presiden bagi semua rakyat Mesir.
Dalam pidatonya, Mursi mengatakan, Mesir akan menjaga hubungan seimbang dengan semua negara di muka bumi berdasarkan kepentingan bersama, manfaat yang adil, dan keseimbangan semua pihak. Mesir tidak akan ikut campur urusan dalam negeri negara lain dan tak mengizinkan negara lain ikut campur urusan dalam negeri Mesir.
Ia berjanji membangun Mesir yang demokratis, sipil, konstitusional, dan modern. ”Tak akan ada balas dendam kepada siapa pun, baik anggota militer, polisi, maupun warga Mesir,” ujarnya.
Mursi berjanji akan menegakkan hukum serta memuji institusi militer, kepolisian, dan lembaga yudikatif atas perannya yang terhormat dalam revolusi Mesir. Mursi juga mengakui tantangan besar yang dihadapi pemerintah. Ia meminta semua elemen masyarakat bekerja sama mengembalikan kekuatan Mesir sebagai pemimpin di dunia Arab.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama langsung menelepon Mursi untuk menyampaikan selamat setelah terpilih sebagai presiden. Obama berjanji akan membantu peralihan Mesir menuju era demokrasi dan bekerja sama dengan dasar saling menghormati.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menghormati proses demokrasi di Mesir dan bekerja sama dengan pemerintah baru atas dasar kesepakatan damai kedua negara itu.
Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab, Palestina, Jordania, Sudan, Libya, Tunisia, Iran, Turki, Perancis, dan Uni Eropa juga turut menyampaikan ucapan selamat.
Di dalam negeri, pesaing Mursi, Ahmed Shafik, mengirimkan ucapan selamat dan berharap Mursi sukses dalam menjalankan tugasnya.
Ketua Dewan Agung Militer (SCAF) Jenderal Mohamed Sayyid Tantawi juga menyampaikan selamat. SCAF dijadwalkan menyerahkan kekuasaan kepada presiden terpilih pada 30 Juni.
Mantan anggota parlemen Mesir, Abu As’ad Abdul Malak, dalam wawancara dengan televisi Aljazeera menyatakan, dirinya optimistis kondisi kelompok minoritas Kristen Koptik justru akan lebih baik di bawah kepemimpinan Mursi.
Menurut dia, nasib kaum Kristen Koptik sebelum ini selalu tidak jelas karena tidak ada jaminan dalam undang-undang dan hanya mengandalkan pendekatan terhadap penguasa.