Al-Hamade menerbangkan pesawat tempurnya, jenis MiG-21, menuju wilayah Jordania untuk mencari suaka.
Menurut kelompok oposisi, Dewan Nasional Suriah (SNC), pilot tersebut berhasil lolos dengan menerbangkan pesawat tempurnya itu di luar jangkauan radar.
Al-Hamade disebut-sebut terbang dari sebuah pangkalan militer yang berada di antara kota Daraa dan Sweida di wilayah selatan Suriah.
Sementara itu, kelompok aktivis hak asasi manusia Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), Jumat (22/6), melaporkan, dua orang berpangkat brigadir jenderal dan dua orang berpangkat kolonel juga membelot.
Kelompok aktivis itu menayangkan bukti rekaman video berisi pernyataan keempat perwira militer itu soal tindakan serta alasan mereka membelot.
Aksi pembelotan, terutama yang dilakukan pilot Angkatan Udara Suriah, mendapat pujian dari Washington.
Menteri Informasi Jordania Samih Maaytah mengatakan, Pemerintah Jordania memutuskan memberi jaminan dan suaka politik kepada Al-Hamade.
Menanggapi aksi pembelotan itu, Pemerintah Damaskus berang. Mereka bahkan mendesak Jordania mengembalikan pesawat tempur seharga 25 juta dollar AS itu.
”Pilot itu sudah melakukan desersi dan menjadi pengkhianat bagi negara serta kehormatan militernya. Dia segera akan dihukum sesuai aturan militer,” ungkap stasiun televisi Suriah mengutip Kementerian Pertahanan.