Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas 10 Orang

Kompas.com - 22/06/2012, 10:32 WIB

Kasubdispenum AU Kolonel (Pnb) Agung Sasongko Jati menambahkan, komunikasi terakhir pesawat dengan menara Halim Perdanakusuma ialah permintaan lepas landas dan mendarat. Pesawat yang sudah menempuh 14.936 jam terbang itu dalam penerbangan latihan rutin.

Salah satu perwira penghuni Kompleks Rajawali berpangkat kapten mengatakan, melihat pesawat seperti kehilangan keseimbangan sebelum terempas. Diduga terjadi kerusakan mesin sehingga memaksa pilot untuk memutar kembali ke landasan.

Namun, saat memutar, pesawat tersapu angin, hilang keseimbangan, dan coba mendarat darurat di sawah di dekat Kompleks Rajawali. Pesawat gagal mendarat darurat karena sayap kiri lebih dulu menabrak pohon dan jatuh.

Terempasnya pesawat menimbulkan kebakaran dan ledakan diyakini dari avtur yang terkena percikan api. Sejumlah penghuni mengatakan mendengar suara seperti bom jatuh. Mereka juga mendengar rentetan ledakan sehingga tergerak untuk menghampiri lokasi.

Layak terbang

Kamis malam, Wakil Presiden Boediono di kediamannya, didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Dede Rusamsi, dan Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, memberikan keterangan pers.

”Presiden yang saat ini berada di luar negeri telah mendapat laporan dan memberikan petunjuk. Presiden dan saya, atas nama pribadi dan atas nama pemerintah, menyampaikan rasa duka dan belasungkawa sedalam-dalamnya. Semoga para korban yang wafat diterima dan diberi tempat yang sebaik-baiknya di sisi Tuhan Yang Mahakuasa. Dan, keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan menghadapi musibah ini,” ujar Wapres.

Saat ini, menurut Dede, tim dari Markas Besar TNI AU sedang menyelidiki penyebab kecelakaan. Kesimpulan sementara, awak pesawat dalam kondisi fit dan siap terbang. Sementara berdasarkan data pemeliharaan, pesawat juga dinyatakan laik terbang dengan sisa waktu terbang 23 hari. Diharapkan diperoleh hasilnya tiga bulan ke depan.

Terkait usia pesawat yang relatif tua, Purnomo menyatakan, Kementerian Pertahanan telah merencanakan pengadaan pesawat baru. 

(WHY/ONG/NDY/BRO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com