Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palang Merah Evakuasi Warga Sipil

Kompas.com - 22/06/2012, 02:17 WIB

Beirut, Kamis - Komite Internasional Palang Merah akan mengevakuasi warga sipil yang terluka, sakit, dan ingin meninggalkan wilayah konflik di kota Homs, Suriah. Kota itu menjadi wilayah terparah sejak pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad yang dimulai 15 bulan lalu.

Sejumlah pekerja Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mencoba menerobos lokasi pertempuran di Homs, Kamis (21/6), tapi terpaksa kembali karena riuhnya tembakan. Itu di luar perkiraan karena sehari sebelumnya pasukan Suriah dan gerilyawan pemberontak sepakat melakukan gencatan senjata untuk memberi kesempatan pada operasi kemanusiaan.

Namun, para pekerja ICRC tetap berencana berangkat lagi untuk mengevakuasi warga. ”Kami kembali karena ada penembakan, tetapi akan berangkat lagi untuk mengevakuasi orang yang terluka, sakit, serta wanita dan anak-anak,” kata Juru Bicara ICRC Hicham Hassan.

Juru Bicara ICRC Rabab al-Rifai mengatakan, selain mengevakuasi warga, ICRC juga akan mendistribusikan barang-barang, seperti peralatan medis, di lokasi bentrokan yang telah berlangsung 10 hari terakhir ini. Para aktivis mengatakan, penembakan terus terjadi dan menewaskan dua orang pada Kamis.

Homs, kota terbesar ketiga di Suriah, menjadi daerah terparah akibat bentrok berdarah tersebut. Para aktivis mengatakan kondisi di daerah yang dikepung pemberontak kian mengenaskan dari hari ke hari. Di beberapa lokasi hampir tak ada listrik atau air. Saluran telepon tidak dapat diandalkan dan warga terpaksa bersembunyi di tempat penampungan selama berhari-hari.

Rabu, ICRC meminta Pemerintah Suriah dan kelompok pemberontak yang memungkinkan mencapai warga sipil yang terluka dan sakit untuk mengevakuasi korban. Kepala Operasi Bulan Sabit Merah Suriah Khaled Erksoussi mengatakan, Pemerintah Suriah telah menyetujui operasi paling lambat pada Kamis.

”Ratusan warga sipil terjebak di Homs, tak bisa pergi untuk mencari perlindungan di daerah aman akibat konfrontasi senjata,” kata Beatrice Megeyand- Ronggo, Kepala Operasi ICRC untuk wilayah tersebut.

Di antara ratusan warga sipil yang terkepung di Hamidiyeh dan Diwan Bustan, ada sekitar 90 orang Kristen termasuk 4 anak berusia kurang dari 10 tahun. Sejumlah upaya yang ditempuh untuk mengevakuasi mereka gagal dalam 10 hari terakhir.

”Setiap hari ada banyak yang terluka akibat penembakan dan kami tak dapat melakukan apa-apa. Hujan peluru berlangsung terus-menerus, kami tak bisa masuk ke wilayah yang terkepung,” kata Abu Bilal, seorang aktivis di Kota Homs. Diperkirakan lebih dari 1.000 orang terjebak dan puluhan orang terluka dan butuh perawatan medis.

(AP/AFP/Reuters/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com