Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Titik Kritis" Setelah PBB Hentikan Operasi

Kompas.com - 18/06/2012, 01:44 WIB

Damaskus, Minggu - Gelombang kekerasan terus terjadi di Suriah, Minggu (17/6), sehari setelah Misi Pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Suriah (UNSMIS) menghentikan operasinya di negara tersebut. Suriah dianggap memasuki ”titik kritis”.

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) menyatakan, sekitar 80 orang dilaporkan tewas dalam berbagai insiden kekerasan di Suriah sepanjang akhir pekan. Sedikitnya 11 orang tewas pada hari Minggu dalam penyerangan terhadap kota Homs oleh pasukan pemerintah.

”Sekitar 85 persen wilayah Homs saat ini dibombardir serangan mortir dan senapan mesin berat,” tutur Abu Imad, seorang tokoh oposisi, melalui telepon kepada Reuters.

Abu Bilal, aktivis oposisi lain, menambahkan, warga Homs saat ini kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Ia juga khawatir akan terjadi pembantaian besar-besaran saat tentara pemerintah memasuki berbagai kawasan yang sudah terkepung.

”Kami tak punya susu untuk anak-anak, juga tak ada air bersih dan aliran listrik. Kami hanya ingin mencari cara mengeluarkan anak-anak kami dari sini,” tutur seorang ibu di kawasan yang terkepung.

Eskalasi kekerasan

Mayor Jenderal Robert Mood dari Norwegia, yang memimpin UNSMIS, mengumumkan penghentian operasi pengawasan di Suriah, Sabtu. Menurut Mood, eskalasi kekerasan di Suriah yang terus meningkat dalam 10 hari terakhir mulai mengancam keselamatan petugas pengawas PBB. Saat ini ada 300 petugas pengawas di bawah UNSMIS yang ditempatkan di seluruh Suriah, termasuk di kota-kota paling berbahaya, seperti Homs dan Hama.

Mood mengatakan belum akan menarik para petugas itu dari pos masing-masing, tetapi kegiatan patroli dan perundingan dengan para pihak telah dihentikan. Menurut dia, para pihak yang bertikai di Suriah tidak menunjukkan keinginan untuk berdamai.

Pemerintah Suriah mengaku bisa memahami keputusan UNSMIS itu sambil membenarkan aksi para ”teroris” telah membahayakan keselamatan para petugas PBB. Sebaliknya, keputusan penghentian operasi UNSMIS ini disesalkan oleh Dewan Nasional Suriah (SNC) yang menjadi payung gerakan oposisi.

Dalam pernyataan resmi, SNC menyerukan agar Dewan Keamanan PBB segera mengeluarkan resolusi baru berdasarkan Bab VII Piagam PBB yang memberi wewenang untuk mempersenjatai para petugas PBB.

Pemerintah Amerika Serikat memandang keputusan UNSMIS itu menunjukkan ”titik kritis” sedang berlangsung di Suriah. Gedung Putih menyatakan sedang berkonsultasi dengan mitranya dari seluruh dunia untuk membahas ”langkah-langkah selanjutnya” di Suriah. Hal tersebut diduga akan menjadi salah satu pokok bahasan di KTT G-20 di Meksiko. (AFP/Reuters/AP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com