Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Setelah 60 Tahun, Coca-Cola Kembali ke Myanmar

Kompas.com - 17/06/2012, 08:45 WIB

KOMPAS.com - Anda tentu kenal minuman bersoda Coca-Cola. Minuman ringan ini sudah menjadi favorit jutaan orang di dunia, dari anak-anak hingga orang tua.

Produsen minuman tersebut, Coca-Cola Company, berhasil menembus pasar di 200 negara. Setiap hari terjual 1,8 juta kaleng atau botol Coca-Cola dan berbagai merek lainnya yang diproduksi Coca-Cola Company, seperti Fanta, Diet Coke, Sprite, dan Coca-Cola Zero.

Namun, di Myanmar, sudah 60 tahun lebih perusahaan ini tak berbisnis secara resmi. Keputusan Pemerintah AS membekukan investasi di negara itu sebagai bagian sanksi ekonomi terhadap junta militer, membuat Coca-Cola Company tidak dapat berbisnis di Myanmar.

Myanmar menjadi satu dari hanya tiga negara di dunia yang tidak dapat dimasuki oleh Coca-Cola Company. Kedua negara lain adalah Kuba dan Korea Utara (Korut).

Sampai tahun lalu, Myanmar masih berada dalam genggaman junta militer. Namun, setelah berbagai langkah reformasi yang terjadi di negara itu akhir-akhir ini, AS menyatakan akan memperbolehkan lagi perusahaan AS berinvestasi di Myanmar.

Angin reformasi yang sedang melanda Myanmar dan keputusan AS untuk mencabut sanksi bagi Myanmar membuka peluang bisnis baru, termasuk bagi Coca-Cola Company. Hari Kamis (14/6), mereka mengumumkan hendak masuk kembali ke Myanmar.

Masuknya Coca-Cola ke Myanmar tinggal menunggu persetujuan dari Pemerintah AS. Segera setelah pemerintah setuju dengan rencana investasi tersebut, distributor minuman ringan terbesar di dunia ini segera mulai masuk ke Myanmar.

Diimpor dulu

Coca-Cola menyatakan, untuk tahap pertama, minuman ringan ini akan diimpor dari negara-negara lain di sekitar Myanmar. Dalam pernyataannya, Coca-Cola Company akan menanamkan investasi cukup signifikan dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Coca-Cola Company akan menorehkan sejarah untuk menjadi salah satu perusahaan AS pertama yang masuk kembali ke pasar Myanmar. Perusahaan lain yang berminat masuk Myanmar adalah bank-bank dari AS, Jepang, dan Malaysia.

Tahun 1949, Coca-Cola Company dan perusahaan-perusahaan asing lainnya pernah ditendang dari China oleh pemerintah setempat. Setelah hubungan diplomatik China-AS kembali terjalin tahun 1979, Coca-Cola Company langsung memasukkan 20.000 kotak Coca-Cola langsung dari Hongkong.

Di Kuba, Coca-Cola Company pernah eksis sejak tahun 1906. Akan tetapi, seiring pemerintah Fidel Castro menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing setelah Revolusi Kuba, Coca-Cola Company keluar dari Kuba tahun 1960.

Di Korut, Coca-Cola Company bahkan belum pernah sekali pun berbisnis secara resmi. Produk Coca-Cola yang ada di kedua negara itu didapatkan melalui pihak ketiga.

Untuk memperlancar rencana bisnis Coca-Cola Company di Myanmar, perusahaan tersebut menyumbangkan dana 3 juta dollar AS (Rp 28,3 miliar) guna mendukung penciptaan tenaga kerja untuk perempuan di negara tersebut. Perusahaan itu akan bekerja sama dengan PACT, sebuah kelompok nonpemerintah yang akan mendukung program kesehatan dan perekonomian di Myanmar. (AFP/AP/joe)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com