YANGON, RABU -
Selama 17 hari Suu Kyi dijadwalkan mengunjungi sedikitnya lima negara di Eropa, dimulai dari Swiss, Norwegia, Inggris, Irlandia, dan Perancis. Lawatan pertama Suu Kyi ke luar negeri dilakukan awal Juni lalu ke Bangkok, Thailand, untuk menghadiri pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF).
”Saya sangat gembira akan mendatangi setiap negara itu. Saya akan melakukan yang terbaik untuk kepentingan rakyat Myanmar,” ujar Suu Kyi di bandar udara Yangon sesaat sebelum berangkat.
Suu Kyi tampak sangat antusias dan gembira saat berjalan ke area keberangkatan bandara. Dia melambaikan tangan ke arah para jurnalis dan penumpang lain yang ada di sana.
”Saya berharap mata saya akan lebih terbuka dalam perjalanan ini. Setiap negara pastinya akan sangat berbeda, dan membuat saya sadar betapa terbelakangnya kita (Myanmar) saat berada di setiap negara itu,” ujar Suu Kyi.
Suu Kyi dijadwalkan kembali ke Myanmar akhir Juni untuk menghadapi masa persidangan parlemen Myanmar yang dimulai 4 Juli. Pada masa persidangan itu, ada sejumlah rancangan undang-undang penting yang akan dibahas, termasuk aturan media massa dan investasi asing.
Dalam lawatannya kali ini, Suu Kyi diagendakan menghadiri konferensi tahunan Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang dimulai Kamis.
Setelah itu, putri pahlawan kemerdekaan Myanmar ini akan mengunjungi markas besar Nobel di Oslo, Norwegia. Di sana dia akan menyampaikan pidato penerimaan Hadiah Nobel Perdamaian, yang seharusnya dilakukannya 21 tahun lalu.
Dari Oslo, Suu Kyi mampir ke Dublin untuk bertemu secara pribadi dengan pentolan grup musik U2, Bono. Suu Kyi ingin menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan Bono selama ini.
Suu Kyi akan tampil bersama Bono pada pertunjukan musik yang digelar oleh Amnesti Internasional khusus untuk menghormati Suu Kyi.
Dalam lawatannya ke Inggris, Suu Kyi juga dijadwalkan menerima penghargaan dari parlemen Inggris serta gelar doktor kehormatan dari almamaternya, Universitas Oxford.