Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Pengungsi Myanmar Berharap Indonesia Beri Suaka

Kompas.com - 14/06/2012, 00:21 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Sekitar eratusan pengungsi Myanmar berunjuk rasa di halaman Hotel Pelangi, Jalan Padang Bulan Medan. Mereka meminta suaka politik dari pemerintah Indonesia maupun negara lain lantaran maraknya tindak kekerasan etnis di negeri mereka. Para pengungsi yang berasal dari etnis minoritas Rohingya ini menyatakan, pelanggaran HAM kerap terjadi di daerah asal mereka, seperti di Kota Arakan, Maungdauw, Buthingdaung, dan Akyab.

"Kami berharap agar etnis Rohingya diselamatkan. Kami minta tolong diberi perlindungan dan suaka. Kami juga minta doa dari bangsa Indonesia," ucap Abu Ahmat, salah seorang pemimpin pengungsi menggunakan bahasa Melayu terpatah-patah.

Para pengungsi tersebut menyatakan lebih dari seribu rumah mereka dibakar dan ratusan orang terbunuh. Warga yang mengadukan tindak kekerasan ditangkap. Intinya, masyarakat hidup di tengah ketakutan.

Selain membawa poster berisi permintaan agar kekerasan etnis di Myanmar dihentikan, pengungsi juga membawa foto-foto bukti kekerasan. Korban dalam foto itu umumnya masih kerabat mereka. "Foto-foto ini diambil dengan hati-hati pakai handphone. Di sana wartawan tidak bisa bebas seperti di Indonesia. Makanya kami mohon bantuan wartawan Indonesia agar kekerasan ini diketahui dunia," sebut Abu.

Para pengungsi mengaku sudah memegang kartu dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), lembaga PBB yang mengurusi soal pengungsi. Bahkan sudah ada yang mendapat status pengungsi selama 23 tahun. Namun, belum ada negara yang memberi mereka suaka. "Saya 20 tahun di Malaysia dan 3 tahun di Indonesia. Malaysia tak kasih suaka, Indonesia juga," katanya.

Demo ini juga diikuti sekitar 20 anak warga negara Myanmar. Mereka turut mengangkat foto pada demo yang berlangsung di bawah terik matahari itu.

Saat ini terdapat sekitar 120 pengungsi Myanmar di Sumatera Utara. Mereka tinggal di sejumlah tempat atas jaminan biaya UNHCR, termasuk di Hotel Pelangi. "Kita hanya mengawasi sampai mereka mendapatkan suaka negara ketiga, biasanya Australia," kata Kasubsi Penindakan Kantor Imigras Polonia Medan, Augustinus Makabori.

Menurut Augustinus, saat ini terdapat 400-an pengungsi di Medan, paling banyak adalah pengungsi dari Afganistan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com