Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Satu dari Tiga Anak di Korut Alami Kelambatan Pertumbuhan

Kompas.com - 13/06/2012, 05:05 WIB

BEIJING, KOMPA.com - Satu dari tiga anak di Korea Utara mengalami kelambatan pertumbuhan akibat buruknya layanan kesehatan dan krisis pangan di negara itu. Tidak terlihat upaya negara memperbaiki ketersediaan pangan dan layanan kesehatan.

Demikian laporan enam badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang bekerja di Korea Utara yang disiarkan Selasa (12/6/2012). Menurut laporan itu, sekitar 16 juta orang bergantung pada penjatahan makanan dari negara dan menderita kerawanan pangan berkelanjutan dalam berbagai tingkat. Sekitar satu dari tiga anak mengalami kelambatan pertumbuhan yaitu terlalu pendek untuk anak seusianya karena kekurangan nutrisi.

Koordinator Perwakilan PBB untuk Korea Utara Jerome Sauvage mengatakan, meskipun situasi pangan di negara tersebut tidak seburuk tahun lalu, kekurangan nutrisi untuk anak-anak di beberapa daerah berada pada kondisi "mengkhawatirkan".

"Kami melihat angka kekurangan nutrisi anak di berbagai daerah yang kami kunjungi berada pada jumlah yang sangat mengkhawatirkan. Sekarang, kita menghadapi masalah malnutrisi. Tidak pernah terdapat makanan yang cukup untuk penduduk," katanya.
     
Tahun lalu, jatah yang diberikan pemerintah Korea Utara turun menjadi 250 gram makanan per orang per hari. Tahun ini, kata Sauvage, ketahanan pangan membaik namun karena dikuasai oleh negara, pertaniannya sangat rentan.

Korea Utara yang terisolasi memang sering mengalami kekurangan pangan. Pada tahun 1990-an negeri itu pernah dilanda kelaparan besar. Tidak ada angka resmi, namun ratusan ribu orang dipercaya mati kelaparan.
     
Bantuan pangan internasional terus berkurang karena percobaan misil dan nuklir Korea Utara. Amerika Serikat menunda rencana pengiriman 240.000 ton pangan setelah Korea Utara meluncurkan roket pada 13 April lalu.
     
Laporan PBB mengatakan, sistem pelayanan kesehatan Korea Utara sangat buruk. Hal ini diperparah oleh pemadaman listrik yang sering terjadi. Negeri itu juga kekurangan 30 persen kebutuhan obat-obatan utama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com