Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SNC Serukan Membelot

Kompas.com - 12/06/2012, 05:07 WIB

damaskus, senin - Abdel Basset Sayda, ketua baru kelompok oposisi utama Suriah (SNC), menyerukan ”pembelotan massal” dari rezim Presiden Bashar al-Assad. Seruan juga disampaikan Tentara Pembebasan Suriah yang mengajak masyarakat melakukan ”pembangkangan sipil” dari rezim yang berkuasa di Damaskus.

Pembangkangan, kata mereka, harus dilakukan karena rezim tak mampu mengendalikan situasi yang terjadi dalam 15 bulan ini. Akibat kekerasan, dan paling banyak dilakukan oleh pasukan keamanan Assad, 14.000 orang tewas sejak krisis Suriah dimulai pada Maret 2011.

Sayda (55) menggantikan Burhan Ghalioun yang mundur bulan lalu karena rakyat menilainya tidak mampu memimpin. Dia tak memiliki partai politik, tetapi dia dijuluki sebagai sosok pemersatu, jujur, dan independen. Sayda juga merangkul kaum minoritas dari sisi etnis dan religius.

Menurut Sayda, ada banyak alasan rakyat Suriah untuk membangkang. Persoalan utama ialah kekerasan yang terus meningkat. Pembantaian Houla, Hama, dan terbaru di Daraa jelas memperlihatkan Assad tidak mampu mengendalikan negara. Pemerintahannya cacat dan harus diganti.

Kasus Houla yang terjadi pada 25 Mei menewaskan 108 orang, dan berkisar 87-100 orang tewas akibat pembantaian di Hama yang terjadi Rabu (6/6) pekan lalu. Kasus terbaru di Daraa, sedikitnya 20 orang tewas akhir pekan lalu. Korban umumnya anak-anak dan perempuan.

Terkait dengan rangkaian kekerasan dan pembantaian, Sayda menilai rezim Damaskus kini sudah kehabisan daya. Menurut istilah Ketua Dewan Nasional Suriah itu, Damaskus kini berada ”pada ayunan langkah terakhir”.

Kekuatan rezim tidak bertaring lagi. ”Kita sedang memasuki fase sensitif. Rezim berada pada ayunan kaki terakhir,” katanya. ”Pembantaian massal dan pengeboman bertambah banyak memperlihatkan rezim tengah berjuang (memerangi rakyatnya),” kata Sayda sambil menyebut kasus Houla, Hama, dan Daraa.

Pemerintah tetap membantah melakukan pembantaian. Rezim Assad menyebutkan pembantaian terhadap rakyat sipil, terutama anak-anak dan perempuan, dilakukan oleh ”kaum teroris” atau musuh yang harus diperangi. Hanya dengan itu kehidupan normal rakyat pulih.

FSA juga mengajak rakyat melakukan pembangkangan sipil. ”Kami meminta rakyat melakukan mogok umum sebagai persiapan menuju pembangkangan sipil,” kata Kolonel Kassem Saadeddine, juru bicara FSA.

Sayda mengajak negara-negara di dunia bersatu ”menghentikan mesin pembunuh” rezim Suriah. Jika DK Dewan PBB tidak bisa mencapai kesepakatan, negara bisa mengambil tindakan di luar mandat dari DK PBB, ungkap Sayda.

(AFP/REUTERS/AP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com