Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Mubarak di Penjara

Kompas.com - 08/06/2012, 03:27 WIB

Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak mendekam di penjara Tara, pinggiran Kairo, sejak pengadilan menjatuhkan hukuman seumur hidup, Sabtu (2/6). Mubarak (84) terkejut ketika helikopter yang membawanya seusai sidang tak kembali ke Pusat Medis Internasional, 50 kilometer timur Kairo, tempat ia dirawat selama ini. Helikopter itu langsung menuju penjara Tara.

Mubarak pun naik darah dan langsung meminta bertemu Jenderal Hussein Tantawi, Ketua Dewan Agung Militer, dan Menteri Dalam Negeri Muhammad Ibrahim. Mubarak saat itu mengatakan, Tantawi dan Ibrahim sudah berjanji dirinya bisa kembali ke Pusat Medis Internasional, apa pun hasil putusan sidang.

Mubarak bersikeras tidak mau turun dari helikopter dan sempat bersitegang selama 4 jam dengan petugas penjara. Ketua tim pengawal Mubarak dan direktur penjara Tara, Abdullah Saqr, kemudian diutus membujuk Mubarak, namun usaha mereka juga gagal.

Mubarak baru mau turun setelah kedua putranya, Alaa dan Jamal, serta Deputi Mendagri urusan penjara, Muhammad Najib, turun tangan. Mereka menyampaikan bahwa di penjara Tara telah disiapkan kamar dengan fasilitas medis berkualitas tinggi untuk Mubarak.

Mantan penguasa Mesir selama hampir tiga dekade itu juga akan didampingi tim dokter yang selama ini mengawasi kesehatannya. Baginya juga disediakan makanan khusus sesuai petunjuk dokter. Hal itu meluluhkan Mubarak, yang kemudian dibawa dengan ambulans menuju kamarnya untuk mendapat perawatan.

Namun, pria kelahiran Kafr El-Meselha, 4 Mei 1928, itu, kembali terkejut dan marah ketika petugas membacakan aturan yang harus ditaati oleh terpidana. Dalam aturan tersebut, terpidana hanya diizinkan dijenguk dua kali dalam sebulan. Dia juga berang ketika mengetahui di kamarnya tidak ada telepon.

Mantan presiden Mesir itu juga menolak mengenakan pakaian khas penjara berwarna biru tua dan menggantinya dengan pakaian olahraga berwarna biru cerah. Mubarak kemudian meminta bertemu cucunya, Omar, putra dari Alaa.

Di penjara, Mubarak sempat bertemu mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasional DemokratSafwat Sharif dan mantan Ketua Parlemen Fathi Surur. Kepada Sharif dan Surur, Mubarak mengeluhkan perlakuan buruk dari Dewan Agung Militer, khususnya setelah pengadilan melucuti pangkat kemiliterannya. Kedua rekannya itu berusaha menenangkan dengan menyampaikan, ada waktu banding selama 60 hari dan ada kemungkinan mendapat keringanan.

Mubarak dikabarkan baru bisa tersenyum setelah istrinya, Suzane, dan kedua menantunya, Haida—istri Alaa—dan Khadijah—istri Jamal—mengunjunginya di penjara, Senin. Suasana cukup haru terasa ketika Suzane, yang telah mendampingi Mubarak sejak 1959, menangis melihat suaminya di penjara.

Musthafa Abd Rahman, dari Kairo, Mesir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com