Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Manusia Tank

Kompas.com - 03/06/2012, 03:11 WIB

Menjelang dekade 1990-an, tidak ada yang segera teringat pada ”Manusia Tank” yang menjadi foto citra perlawanan memperjuangkan demokrasi setelah pembantaian unjuk rasa di Lapangan Tiananmen tahun 1989. Sampai sekarang, tidak ada yang mengetahui secara pasti siapa si Manusia Tank ini.

Bahkan, Pemerintah China pun tidak punya catatan tentang si Manusia Tank ini. Pria yang mengenakan kemeja putih dan membawa dua kantong plastik belanjaan ini pada 5 Juni 1989 dengan gagah berani berdiri di tengah Jalan Raya Chang’an (Perdamaian Abadi), yang memisahkan Lapangan Tiananmen dan Kota Terlarang.

Si Manusia Tank yang mencegah iring-iringan 13 tank T-59 Tentara Pembebasan Rakyat menjadi ikon perlawanan heroik terhadap kekuasaan Partai Komunis China (PKC). Fotonya menghias halaman muka koran di seluruh dunia dan foto si Manusia Tank dipilih sebagai orang yang mengubah dunia oleh majalah Life pada tahun 2003.

Dalam sebuah wawancara tahun 1990, Presiden Jiang Zemin yang juga menjabat sebagai Sekjen PKC—menggantikan Zhao Ziyang yang ditangkap dan dikenai tahanan rumah akibat Peristiwa Tiananmen 1989—mengatakan, tidak bisa mengonfirmasi apakah si Manusia Tank tertangkap atau tidak. ”Saya kira… tidak dibunuh,” kata Jiang dalam bahasa Inggris.

Sebuah tabloid Inggris, Sunday Express, pernah menyebut nama si Manusia Tank sebagai Wang Weilin. Disebutkan, Wang (19) kemudian ditangkap dengan tuduhan melakukan holiganisme politik. Namun, laporan tabloid tersebut tidak bisa dikonfirmasi. Sampai sekarang tidak ada yang tahu secara pasti siapa si Manusia Tank, yang kemudian entah berbicara apa dengan komandan tank T-59 tersebut.

Si Manusia Tank adalah salah satu dari ratusan ribu orang yang memperjuangkan demokrasi di China, bahkan ada yang memberikan nyawanya untuk berdirinya demokrasi di daratan China. Kalau Pemerintah China tidak bisa menangkap tokoh mahasiswa yang kemudian lari ke luar negeri 23 tahun lalu, dipastikan si Manusia Tank pun tidak akan pernah terungkap jati dirinya.

Selain tidak bisa mengungkap siapa jati diri si Manusia Tank, korban peristiwa berdarah di Lapangan Tiananmen tahun 1989 pun tidak pernah bisa dipastikan jumlahnya. Para penguasa Beijing dalam sejumlah laporan media massa China menyebutkan ada sekitar 300 orang yang tewas dalam peristiwa tersebut.

Menurut Pemerintah China, kebanyakan korban adalah anggota TPR yang dibunuh oleh massa rakyat yang marah karena penumpasan berdarah menggunakan mesin-mesin perang terhadap mahasiswa prodemokrasi. Di kalangan diplomat di Beijing, jumlah korban diperkirakan mencapai lebih dari 3.000 orang, yang sebagian berdasarkan laporan Palang Merah China.

Sampai sekarang, tidak ada kepastian tentang jumlah mereka yang tewas pada tanggal 3-4 Juni 1989 tersebut. Ini juga disebabkan karena kebanyakan para keluarga korban sampai sekarang tidak berani melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka. Mereka yang terluka pun sampai sekarang diam seribu bahasa, tidak pernah berbicara tentang peristiwa berdarah tersebut.

Bersamaan dengan berjalannya waktu, hanya perubahan politik drastis di daratan China yang memungkinkan terungkapnya jati diri si Manusia Tank atau jumlah yang pasti korban yang bergelimpangan di Lapangan Tiananmen 23 tahun lalu. Selama itu, mereka yang mengorbankan nyawanya dan si Manusia Tank akan terkubur di tengah laju pertumbuhan ekonomi yang masif. (rlp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com