Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Usulkan Kartu Perjalanan bagi Relawan Bencana

Kompas.com - 02/06/2012, 05:30 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Delegasi Indonesia pada SOM II APEC di Kota Kazan, Rusia, menyampaikan usulan awal tentang perlunya kartu perjalanan bagi relawan yang mengurusi bencana.

"Konsep tersebut langsung disambut positif sejumlah besar ekonomi APEC yang hadir pada pertemuan Emergency Preparedness Working Group APEC," ujar Koordinator Fungsi Pensosbud dan Pendidikan KBRI Moskwa, M Aji Surya, kepada ANTARA London, Jumat (1/6/2012).

Setelah menggagas Blue Economy pada SOM I APEC di Moskwa, kini delegasi Indonesia maju selangkah lagi dengan konsep kartu perjalanan bagi personel bantuan penanganan bencana yang berasal dari ekonomi APEC.

Mereka yang terlibat dalam kegiatan bantuan penanganan bencana diharapkan tidak terkendala oleh masalah kelengkapan dokumen perjalanan sehingga ketika bencana terjadi di salah satu negara APEC, mereka akan dengan cepat dibantu oleh negara lainnya.

Menurutnya, persoalan pemenuhan kelengkapan dokumen perjalanan sering kali dianggap sebagai salah satu hambatan dari telatnya bantuan, dan mengakibatkan lebih banyak orang menjadi korban bencana.

Dengan konsep mengekor pada apa yang disebut APEC Business Travel Card (ABTC), pengusaha dari negara APEC yang terdaftar di tiap-tiap pihak otoritas imigrasi anggota ekonomi APEC dibebaskan untuk lalu lalang di semua negara anggota ekonomi APEC tanpa harus mengajukan visa dalam setiap kunjungan. Bahkan, kepada mereka disiapkan jalur imigrasi tersendiri agar urusannya menjadi lancar.

Konsep ABTC dianggap telah berhasil meningkatkan interaksi antarpengusaha APEC dan berdampak positif bagi peningkatan investasi dan kerja sama serta pertumbuhan ekonomi. "ABTC telah menginspirasi Indonesia untuk menggagas ABTC khusus untuk masalah bencana," ujar Arto Suryodipuro, Direktur Kerja Sama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri.

Kartu khusus bagi relawan diyakini dapat menjadi kunci bagi percepatan pengerahan relawan dari berbagai anggota ekonomi APEC lainnya ketika bencana baru saja terjadi, atau pada 72 jam pertama.  Melalui mekanisme yang akan dibahas kemudian, diharapkan jumlah korban pada bencana dapat segera terbantu melalui pemudahan akses masuk bagi relawan yang mengurusi bencana dari anggota ekonomi APEC.
    
Berdasarkan riset tim APEC Indonesia yang terdiri atas Kementerian Luar Negeri, BNPB, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, dan Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, wilayah Asia Pasifik mewarisi 52 persen permukaan dunia, 40 persen penduduk, dan sekaligus 70 persen bencana alam.

Bahkan, kata dia, para ilmuwan sudah memprediksi bahwa bencana alam di wilayah ini akan meningkat pada masa-masa mendatang sebagai konsekuensi urbaninasi dan perubahan iklim. "Kita tengah mengusulkan pembahasan konsep yang lebih detail tentang travel card bagi relawan dengan tetap mengedepankan kedaulatan dan izin dari negara yang terkena bencana, sebagaimana yang selama ini diterapkan Indonesia saat menerima relawan yang mengurusi bencana dari luar negeri," kata Arto.

Usulan Indonesia dibahas selama SOM II APEC di kota tengah Rusia, Kazan, yang berlangsung mulai 20 Mei lalu hingga 5 Juni mendatang. Usulan itu mendapat sambutan positif dari banyak senior official leader beberapa anggota ekonomi, seperti Vietnam, Australia, China, Selandia Baru, Thailand, Papua Niugini, Jepang, dan Taiwan, yang memberikan acungan jempol atas inisiatif Indonesia. Bahkan, sejauh ini tidak ada yang menentang.

Sementara itu, Dubes RI untuk Rusia yang juga bertindak sebagai Senior Official Meeting Leader Indonesia dalam pertemuan SOM II APEC ini, Djauhari Oratmangun, menyatakan lega atas dukungan banyak pihak atas inisiatif Indonesia tersebut. Menurut dia, konsep itu perlu dikawal terus agar pada saat implementasi memberikan manfaat banyak bagi Indonesia, yang rentan terhadap bencana alam. "Karena Indonesia yang mengusulkan, sudah barang tentu kita harus meraup keuntungan terbesar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com