”PBB, bukan Suriah, yang harus menyelidiki pembantaian Houla,” kata pihak Human
Pembantaian terjadi di daerah Houla, Jumat pekan lalu. Dalam video amatir tampak anak-anak tewas mengenaskan. Menurut Kepala Pasukan Perdamaian PBB Herve Ladsous, sedikitnya 108 orang tewas dibantai di Houla, termasuk 49 anak dan 34 wanita. Dunia pun mengecam keras rezim Presiden Assad.
”Selama orang-orang bersenjata bisa leluasa bertindak dengan kekebalan hukum, kengerian di Suriah akan terus berlanjut,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur HRW Timur Tengah dan Afrika Utara.
Dewan Keamanan PBB, Minggu, secara bulat mengecam keras penggunaan senjata berat di Houla. Menurut Whitson, tidak cukup jika PBB mengecam saja tanpa aksi nyata. Hal terpenting bagi DK PBB adalah mengusut tuntas tragedi itu dan menindak tegas pelakunya.
Hari Senin, utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Kofi Annan, tiba di Damaskus untuk menghidupkan kembali proses penghentian kekerasan yang telah ia rintis. Annan menyerukan ”semua pihak bersenjata” untuk mematuhi rencana perdamaian.
Dari Misi Pemantau PBB di Suriah (UNSMIS) juga diketahui kekerasan tak hanya terjadi di Houla. Militer juga menyerang daerah lain, seperti Hama, dan sudah 41 orang tewas dalam 24 jam terakhir hingga Senin siang.
Meski demikian, rezim Suriah tetap membantah tuduhan bahwa pasukannya adalah pelaku berbagai tindak kekerasan itu.
Iran menegaskan, pembantaian di Houla dilakukan dalam rangka menyebar kekacauan dan ketidakstabilan dalam upaya menghambat penyelesaian damai krisis di Suriah.