Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa Tak Ingin Yunani Keluar dari Zona Euro

Kompas.com - 24/05/2012, 11:31 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Para pemimpin Uni Eropa masih menginginkan Yunani tetap berada di zona euro tetapi akan "menghormati komitmen mereka", seperti disampaikan Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy. Van Rompuy, dalam pertemuan informal Uni Eropa, mengatakan keberlanjutan reformasi yang sangat penting bagi Yunani untuk mengatasi masalah ekonomi.

Krisis zona euro telah mendominasi pertemuan tersebut, ditengah kekhawatiran Yunani akan keluar dari kelompok negara yang menggunakan mata uang tunggal.

Zona euro mengatakan telah mempersiapkan sebuah skenario.  "Kami ingin Yunani masih berada di wilayah euro sementara kami menghormati komitmennya," kata Van Rompuy dalam keterangan pers di Brussels.

"Kami waspada penuh terhadap dorongan penting yang telah dibuat oleh warga Yunani. Zona euro telah menunjukan solidaritas - bersama Dana Moneter Internasional IMF- dengan mengeluarkan bantuan bagi Yunani sekitar 150 milliar sejak 2010."

Dia mengatakan bahwa Uni Eropa akan mengambil langkah untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Yunani.

Tetapi Van Rompuy mengatakan "kelanjutan reformasi vital" merupakan "garansi terbaik bagi masa depan wilayah euro".

Merujuk kepada pemilu di Yunani pada Juni mendatang, dia mengatakan: "Kami berharap bahwa setelah pemilu, pemerintah baru Yunani akan menentukan pilihan".

Pertumbuhan ekonomi

Rabu lalu, pasar saham Eropa turun 2 persen di tengah kekhawatiran keluarnya Yunani dari zona euro.

Van Rompuy mengatakan pembicaraan berjalan "terpusat dan jujur".  Dia mengatakan kesepakatan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi, seperti kebijakan untuk stabilitas finansial, yang dia gambarkan sebagai "dua sisi mata uang".

Pemimpin Uni Eropa mulai pertemuan bersamaan dengan Jerman menolak peluncuran surat obligasi euro sebagai langkah untuk mengatasi krisis euro. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan penerbitan surat obligasi akan melanggar traktat Uni Eropa dan tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan.

Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan dia ingin membahas tentang surat obligasi euro, dan Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny agenda itu akan dibahas.

Sebelumnya, Merkel mengatakan pembicaraan tidak akan mengambil keputusan tetapi akan mempengaruhi pertemuan formal diakhir Juni nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com