Warga Mesir yang antusias lebih memprioritaskan pergi ke tempat pemungutan suara (TPS) daripada ke tempat kerja. Wajah kemacetan di ibu kota Mesir itu yang biasa terjadi sirna dari pemandangan mata.
Cuaca di Mesir yang mulai memasuki musim panas dengan temperatur mencapai 36 derajat celsius tidak mengendurkan semangat warga Mesir untuk memberikan suaranya. Pemerintah sementara pimpinan Perdana Menteri Kamal Ganzouri mengumumkan hari pemilu tidak libur bagi pegawai pemerintah.
Wartawan Kompas
Dewan Agung Militer (SCAF) yang berkuasa di Mesir saat ini tampaknya tidak main-main dengan keamanan demi suksesnya pilpres. SCAF mengerahkan sebanyak 150.000 petugas untuk mengamankan pilpres di seantero negeri Mesir. Puluhan kendaraan lapis baja dengan pasukan siap siaga terlihat diparkir di salah satu sudut jalan Nasr di distrik Nasr City, Kairo, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekacauan.
Di salah satu TPS di distrik Rab’ah Adawiyah, Nasr City, personel militer yang dibantu sejumlah aparat keamanan tampak sangat sigap mengawasi antrean panjang warga yang ingin memberikan hak suaranya.
Namun, sejauh pengamatan Kompas pada Rabu pagi, antrean warga di depan TPS tidak sepanjang dan sepadat pemilu parlemen Mesir, tahun lalu. Sejumlah gedung sekolah yang dijadikan TPS pada pemilu parlemen lalu, pada pilpres ini tidak lagi difungsikan.
Salah seorang pemilih yang mengaku bernama Ahmed Said (60) mengungkapkan akan memilih capres Hamdin Sabahi dari kubu nasionalis/sosialis karena program Hamdin Sabahi memihak orang miskin.
Pemilih lain yang mengaku bernama Nabil (40) menyampaikan akan memilih capres dari kubu islamis, Abdul Munim Abul Futuh, karena figur Abul Futuh diterima semua pihak, baik dari kubu islamis maupun liberalis.