Jajak pendapat terbaru, yang digelar The Washington Post dan ABC News, dan disiarkan hari Selasa (22/5) menunjukkan rakyat AS terbelah dua sama kuat dalam memandang berbagai rencana Romney dan Obama mengatasi persoalan ekonomi.
Obama sebagai presiden petahana menjadi calon presiden (capres) tunggal dari Partai Demokrat. Sementara mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney hampir pasti menjadi capres definitif Partai Republik setelah melenggang tanpa pesaing.
Saat ditanya bagaimana pendapat mereka tentang rencana tiap capres menangani perekonomian AS secara umum, 47 persen responden mendukung langkah Obama dan 47 persen setuju dengan rencana Romney.
Responden juga terbagi dua sama kuat saat ditanya siapa di antara dua capres yang memiliki rencana lebih baik untuk menggairahkan kembali perekonomian. Dalam pertanyaan soal penciptaan lapangan kerja, Obama meraih 46 persen dukungan, atau hanya selisih satu angka persentase dengan Romney yang didukung 45 persen responden.
Dalam beberapa poin pertanyaan, Obama unggul jauh dibanding Romney. Sebanyak 52 persen responden, misalnya, memandang Obama memiliki karakter personal yang lebih baik untuk menjadi presiden. Romney hanya meraih 39 persen dukungan dalam soal ini.
Secara umum, jajak pendapat itu menunjukkan rakyat AS tak berpikir Romney akan serta- merta berhasil memperbaiki kondisi ekonomi jika terpilih sebagai presiden. Namun, angka- angka yang diperoleh Obama sebagai presiden petahana menunjukkan kecenderungan mengkhawatirkan.
Menurut The Washington Post, angka-angka yang diperoleh Obama menyerupai angka dukungan yang dikumpulkan Presiden George HW Bush sebelum ia kalah pada pemilihan presiden (pilpres) 1992 karena terpuruknya kondisi ekonomi.
Burdett A Loomis, profesor ilmu politik dari University of Kansas mengatakan, hasil pilpres tahun ini akan bergantung pada penilaian rakyat AS terhadap kinerja Obama selama 3,5 tahun menjadi Presiden AS.