Wartawan Kompas
Sekitar 51 juta pemilik hak suara dari total 85 juta rakyat Mesir memberikan suaranya di seantero negeri untuk memilih satu dari 13 capres.
Proses pemilihan suara berlangsung pukul 08.00-20.00 selama dua hari, di 13.099 tempat pemungutan suara di seluruh Mesir. Sebanyak 14.509 hakim dan puluhan lembaga swadaya masyarakat dari dalam dan luar negeri mengawasi langsung jalannya pemilihan presiden.
Para pejabat pemerintahan sementara dan tokoh masyarakat Mesir mendorong rakyat agar menggunakan hak suara mereka. Dewan Agung Militer Mesir (SCAF), yang menjalankan pemerintahan sementara, menegaskan, partisipasi rakyat merupakan harapan untuk membawa Mesir menuju kemajuan, kemakmuran, dan kestabilan.
Ulama besar Mesir, Sheikh Yusuf Qardhawi, menegaskan, wajib hukumnya secara agama bagi para pemilik hak suara untuk menggunakan hak suara mereka. Menurut Qardhawi, pemilik hak suara yang tak memberikan suaranya berarti telah berdosa.
SCAF menegaskan posisinya netral dan berjarak sama dengan semua capres, dan mempersilakan para pemilih bebas menjatuhkan pilihan mereka. SCAF juga meminta semua pihak menerima hasil pemilihan presiden.
Mufti negara Sheikh Ali Jum’ah juga menyerukan agar rakyat berpartisipasi secara positif dalam pemilihan presiden, dan semua pihak menghormati kehendak rakyat dan hasil pemilihan ini.
Dari 13 capres yang bersaing, sedikitnya ada lima orang yang berpeluang menang setelah memiliki popularitas tinggi dalam berbagai jajak pendapat terakhir.
Mereka adalah mantan Sekjen Liga Arab dan Menteri Luar Negeri Mesir Amr Mousa; mantan Perdana Menteri Ahmed Shafik; capres resmi Ikhwanul Muslimin (IM), Muhammad Mursi; capres independen dari kubu islamis, Abdul Munim Abul Futuh, dan capres dari kelompok sosialis, Hamdin Sabahi.