Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Thailand Bangkitkan Negara

Kompas.com - 21/05/2012, 13:15 WIB
Simon Saragih

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com- Berbagai kantor berita tiba-tiba memberitakan kebangkitan ekonomi Thailand setelah diterpa banjir selama tiga bulan lebih periode Juni 2011 hingga Oktober 2011. Di balik kebangkitan itu tersirat keteladanan dari Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra.

Diberitakan oleh kantor Berita Agence France Presse (AFP), Senin (21/5/2012), bahwa perekonomian Thailand tumbuh 11 persen periode Januari-Maret 2012. Ini mengompensasikan kontraksi pertumbuhan ekonomi 10,8 persen periode September-Desember 2012 akibat banjir yang mengacaukan sektor produksi.

Berita itu mengutip pernyataan dari Dewan Ekonomi Nasional dan Pembangunan Sosial. Apa saja yang dilakukan PM Yingluck?

PM ini langsung mengatasi hiruk-pikuk politik. Maklum, partai oposisi langsung memanfaatkan bencana banjir sebagai alat untuk menuding Pheu Thai, partainya PM, bahwa pemerintahan baru Thailand tidak becus memimpin. Pheu Thai memiliki arti berjuang demi Thailand.

PM langsung menemui mantan PM Abhisit Vejjajiva dari Partai Demokrat, sebagaimana diberitakan harian Thailand The Nation edisi 26 September 2011. Usai pertemuan, Vejjajiva menegaskan bahwa pertikaian politik pantas dilupakan demi membangun negara dari banjir, yang membenamkan 65 dari 77 provinsi di Thailand.

Hiruk pikuk politik usai pertemuan ini relatif hilang dan Vejjajiva berjanji bahwa Partai Demokrat siap bahu membahu dengan Pheu Thai untuk membangun Thailand.

Televisi ABC dari Australia edisi 30 Juni 2011 menambahkan, PM Thailand menjalankan moto rekonsiliasi dan kolaborasi. Kakaknya, mantan PM Thaksin Shinawatra, korban oposisi yang sebelumnya berkuasa di Thailand. Akan tetapi PM Yingluck melupakan hal ini.

Pemerintahan di bawah Yingluck yang berusia Sembilan bulan langsung pula mengalokasikan dana sekitar sekitar 11 miliar dollar AS Rp 102 triliun atau untuk biaya rekonstruksi. Koordinasi rekonstruksi dijalankan di satu badan walau melibatkan banyak institusi seperti badan pengendalian banjir.

Secara otomatis pula berbagai perusahaan domestik dan multinasional membangun sendiri pabrik-pabrik yang rusak akibat banjir. Sektor pertanian juga diperbaiki dengan penekanan ke sektor irigasi dan pengendalian banjir ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com