DAMASKUS, KOMPAS.com - Oposisi Suriah saat ini sudah semakin kuat, setelah mereka menerima aliran senjata dan logistik perang lainnya dalam beberapa pekan ini. Sebagian di antaranya dikoordinasikan Amerika Serikat.
Informasi itu beritakan oleh The Washington Post, Rabu (16/5/2012). "Oposisi Suriah yang memerangi rezim Presiden Bashar al-Assad, sudah mulai menerima senjata secara signifikan dalam beberapa pekan ini," tulis media itu.
Pihak oposisi dan aktivis, serta aktivis AS mengatakan, usaha itu diukung oleh negara-negara di kawasan Teluk Persia. Sebagian lainnya lagi didukung AS. Pemerintahan Barack Obama menekankan, AS tidak memasok senjata atau mendanai oposisi, juga tidak menyediakan persenjataan antitank.
Namun mereka juga mengatakan, pemerintah telah memperluas kontak dengan kekuatan militer oposisi. " AS telah meningkatkan bantuan, agar oposisi Suriah tetap bertahan dan mengoordinasikan kerja sama dengan sekutu di wilayah ini dan sekitarnya," kata pejabat AS.
"Koordinasi itu penting, agar bantuan memiliki dampak besar terhadap apa yang sedang dilakukan secara kolektif. Demikian seorang pejabat senior AS, salah satu dari beberapa pejabat pemerintah dan asing, yang membahas upaya berkembang," tambah pejabat itu sambil meminta namanya dirahasiakan.
Oposisi Suriah aktif berhubungan dengan AS, yang berbagi informasi dengan negara-negara Teluk. Hal itu juga menunjukkan tanda pergeseran kebijakan pemerintahan Obama, pada saat redupnya solusi politik atas krisis Suriah. Perluasan konfrontasi militer tak terelakkan.
Material bantuan sedang ditimbun di Damaskus, di Idlib dekat perbatasan Turki, dan di Zabadani di perbatasan Lebanon. Aktivis oposisi yang dua bulan lalu kehabisan amunisi mengatakan pekan ini bahwa aliran senjata telah meningkat secara signifikan.
Hal itu terjadi setelah ada keputusan Arab Saudi, Qatar, dan lainnya menyediakan jutaan dollar AS setiap bulan, untuk membantu oposisi. Sebagian peralatan dibeli di pasar gelap di negara tetangga atau unsur militer Suriah.
Ikhwanul Muslimin Suriah juga mengatakan telah membuka jalur suplai pasokan sendiri untuk pejuang oposisi. "Selain itu, berasal dari individu swasta yang kaya dan uang dari negara tetangga termasuk Arab Saudi dan Qatar," kata Mulham al-Drobi, anggota komite eksekutif Ikhwanul.
Efek dari senjata baru semakinterlihat. Hari Senin lalu, oposisi menyerang sebuah basis militer dan membunuh 23 tentara Suriah. (THE WASINGTON POS/AFP/CAL)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.