Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dideportasi, Kapok Jadi TKI

Kompas.com - 15/05/2012, 22:29 WIB
Syamsul Hadi

Penulis

JEMBER, KOMPAS.com — Sebanyak 300 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jember, Jawa Timur, yang dideportasi karena masuk secara ilegal ke Malaysia, mengaku kapok jadi TKI lagi.

"Walau demikian, minat masyarakat untuk menjadi TKI masih ada, meski sudah mulai berkurang. Justru yang perlu ditingkatkan adalah TKI yang memiliki skill atau kemampuan, seperti perawat," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jember, Ahmad Hariyadi, kepada wartawan di Jember, Jawa Timur, Selasa (15/5/2012) ini.

Setelah ditelusuri, paling banyak TKI yang dideportasi itu dari Kecamatan Sumberbaru, yakni 85 orang. "Mereka diundang ke kantor kecamatan supaya berangkat secara legal, mereka malu dan kapok," kata Ahmad Hariyadi.

Dari 300 orang itu, sebagian besar menjadi pekerja rumah tangga atau pekerja serabutan yang tidak dapat majikan. Mereka berangkat lewat tekong (calo) sehingga jika terjadi masalah, sulit dipertanggungjawabkan.

Mereka dibawa calo sampai Pulau Batam. Ada yang berangkat secara perorangan, tetapi dikawal tekong sampai Malaysia. Untuk menekan persoalan seperti penipuan yang menimpa calon TKI, semua calo tenaga kerja dari PJTKI diminta untuk mendaftar dan memegang izin.

"Ada 75 orang perwakilan resmi perusahaan Pengarah Jasa Tenaga Kerja Indonesia di Jember. Siapa pun yang membawa orang banyak untuk dipekerjakan tanpa surat keterangan Disnakertrans dan PJTKI, akan berurusan dengan kepolisian," kata Ahmad Hariyadi, yang mengaku setiap hari menandatangani sekitar lima orang ingin dapat izin atau visa sebagai TKI.

Ahmad Mufti, aktivis buruh migran di Jember, mengatakan, tahun lalu ada 1.000 TKI asal Jember yang dideportasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com