Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Tegaskan Sikap Rusia atas Rencana Perisai Rudal AS

Kompas.com - 09/05/2012, 02:19 WIB

MOSKWA, SENIN - Hanya beberapa jam setelah dilantik untuk masa jabatan ketiga, Senin (7/5), Presiden Rusia Vladimir Putin langsung menandatangani dekrit khusus berisi garis besar kebijakan luar negeri Rusia di bawah kepemimpinannya.

Secara khusus Putin menyebut prospek peningkatan hubungan dengan Amerika Serikat, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan. Dalam dekrit tersebut, Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri Rusia mengambil berbagai langkah guna meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan AS, dan mendukung setiap hubungan bisnis kedua negara.

Rusia juga berniat terus meliberalisasi rezim visa antara Rusia dan AS. Namun, Putin melihat ganjalan hubungan AS dan Rusia, terutama terkait kengototan AS dan sekutu-sekutunya menggelar perisai rudal Eropa.

Dekrit tersebut menegaskan, Moskwa benar-benar ingin meningkatkan kerja sama dengan Washington ke tataran strategis yang sesungguhnya. Namun, hubungan kedua negara harus didasarkan pada kesetaraan, tak saling mencampuri urusan dalam negeri, dan saling menghormati kepentingan satu sama lain.

Putin memerintahkan Kemlu Rusia tetap bertahan dengan berbagai persyaratan yang termaktub dalam traktat pengurangan senjata strategis (START) antara Rusia-AS, dan terus mendesak AS untuk menjamin sistem perisai rudal di Eropa tak ditujukan pada fasilitas nuklir nasional Rusia.

”Rusia akan terus mempertahankan kebijakannya terkait sistem pertahanan rudal global yang diciptakan AS, dengan terus mencari jaminan tegas bahwa sistem itu tidak diarahkan melawan kekuatan nuklir Rusia,” ujar Putin dalam dekritnya.

AS dan sekutu-sekutunya berdalih, sistem perisai rudal, yang akan digelar secara bertahap sampai 2020, itu dibuat untuk melindungi Eropa dari ancaman serangan rudal Iran. Namun, Rusia khawatir pada 2018 sistem tersebut sudah mampu mencegat setiap serangan rudal balistik antarbenua (ICBM) Rusia, yang berarti akan mengganggu keseimbangan kekuatan.

Pendahulu Putin, Dmitry Medvedev—yang kemarin mendapat persetujuan Duma menjadi perdana menteri menggantikan Putin—pekan lalu mengatakan, isu perisai rudal ini secara langsung memengaruhi fondasi stabilitas strategis. Perlu formula penyelesaian yang tak menempatkan salah satu pihak sebagai ”pemenang” atau ”pecundang”.

Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Nikolai Makarov bahkan menyatakan kemungkinan Rusia melakukan serangan pencegahan (pre-emptive) ke berbagai fasilitas pertahanan rudal NATO di Eropa Timur.

(Reuters/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com