KAIRO, JUMAT
Keresahan itu terungkap dari publikasi 17 surat Osama oleh Pemerintah Amerika Serikat, Kamis (3/5). Surat-surat Osama ke sejumlah anggota jaringannya itu didapat dari kediaman sekaligus tempat persembunyian tokoh yang paling dicari oleh Pemerintah AS itu di Abbottabad, Pakistan.
Seperti diwartakan, Osama, salah seorang putranya, dan sejumlah pengikutnya tewas dalam penggerebekan yang dilakukan pasukan elite AS, Navy SEAL, setahun lalu.
”Serangan yang juga membunuh warga sipil muslim berdampak sangat buruk, mengurangi simpati dari sesama kaum muslim. Musuh mengeksploitasi kesalahan itu untuk merusak citra para mujahid sendiri,” tulis Osama.
Osama juga mengutip aturan agama, khususnya terkait kondisi seperti apa korban sipil dari kalangan muslim bisa diterima.
Namun, cabang-cabang Al Qaeda, menurut dia, terlalu mudah menerapkan ”standar pengecualian” dalam aturan main tadi, terutama terkait ketentuan ”dalam kondisi ekstrem tertentu”.
”Pertama sekali, tentunya kita harus bertanggung jawab kepada-Nya. Namun, praktis tindakan itu menyebabkan kerusakan besar pada pesan jihad,” tulisnya dalam surat tertanggal Mei 2010. Surat itu dikirimkan kepada salah seorang letnannya, Atiyah Abd al-Rahman, yang tewas dalam sebuah serangan udara di kawasan Waziristan, Pakistan, Agustus 2011.
Osama menyarankan para pengikutnya lebih fokus menyerang orang-orang Amerika, baik di Negeri Paman Sam atau di negara-negara lain, di mana para mujahidin aman dari serangan balasan.
Dalam menyampaikan pesan-pesannya, Osama dikenal tak suka berbasa-basi. Dia memerintahkan anak buahnya menembak jatuh pesawat kepresidenan AS saat Presiden Barack Obama berkunjung ke Afganistan.
Juga saat meminta anak buahnya menanam pohon di tempat persembunyian masing-masing untuk melindungi dan menyembunyikan mereka dari serangan pesawat tak berawak drone milik AS.