Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Hamas-Fatah Berakhir Tanpa Hasil

Kompas.com - 04/05/2012, 07:33 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Pertemuan di Kairo antara pemimpin Hamas Khaled Meshaal dan seorang pejabat gerakan Fatah mengenai pembentukan pemerintah persatuan nasional Palestina, tidak mencapai kemajuan, kata seorang pejabat, Kamis (3/5/2012).

Pertemuan dua jam pada Rabu malam itu tidak menghasilkan sesuatu yang baru, kata pejabat Palestina itu kepada AFP.

Meshaal dan wakilnya, Mussa Abu Marzuk, melakukan pembicaraan dengan pejabat senior Fatah, Azzam al-Ahmed, mengenai "kemungkinan memajukan proses rekonsiliasi, khususnya pemerintah persatuan nasional, tetapi pertemuan itu tidak menghasilkan sesuatu yang baru". Demikian diungkapkan pejabat yang tidak bersedia disebut namanya itu.

Pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pejabat Mesir itu merupakan upaya menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai di Doha pada 6 Februari antara Meshaal dan pemimpin Fatah yang juga Presiden Palestina Mahmud Abbas mengenai pembentukan pemerintah sementara yang beranggotakan kalangan independen.

Menurut kesepakatan itu, Abbas akan menjadi kepala pemerintah sementara, yang mengakhiri perselisihan sengit antara kedua pihak mengenai siapa yang akan mengemban jabatan tersebut.

Susunan pemerintah seharusnya diumumkan tak lama setelah itu. Namun, kesepakatan tersebut ditentang oleh anggota-anggota Hamas di Gaza serta sejumlah pejabat di Tepi Barat, yang menyebutkan bahwa sesuai dengan undang-undang Palestina, Abbas tidak bisa menjadi perdana menteri sekaligus presiden.

Hamas dan Fatah menandatangani sebuah perjanjian rekonsiliasi antara kedua pihak pada Mei 2011, tetapi hingga kini belum melaksanakannya. Perjanjian itu menetapkan pembentukan pemerintah sementara dari kalangan independen yang akan mempersiapkan pemilihan umum dalam waktu setahun.

Namun, perjanjian itu tidak pernah dilaksanakan dan kedua pihak mempermasalahkan susunan pemerintah sementara dan siapa yang akan memimpinnya. Kubu Abbas yang berkuasa di Tepi Barat mengusulkan pemilu pada Januari untuk mengatasi masalah itu.

Terakhir kali rakyat Palestina memberikan suara adalah dalam pemilu parlemen pada 2006, di mana Hamas mencapai kemenangan besar.

Pemilu parlemen dan presiden telah dijadwalkan berlangsung pada Januari 2010, tetapi Pemerintah Palestina tidak melaksanakannya setelah Hamas menolak menyelenggarakan pemungutan suara di Gaza.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com