Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bolivia Nasionalisasi Listrik

Kompas.com - 03/05/2012, 07:57 WIB

LA PAZ, KOMPAS.com - Presiden Bolivia Evo Morales menandai peringatan Hari Buruh Nasional, Selasa (1/5), dengan menasionalisasi jaringan transmisi listrik utama negeri itu dari perusahaan milik Spanyol. Morales mengerahkan tentara untuk mengambil alih.

Tindakan presiden beraliran kiri itu meningkatkan ketegangan antara Spanyol, mantan penguasa kolonial di Amerika Selatan, dan pemerintah eks negara jajahan mereka yang ingin mengendalikan sumber daya energi masing-masing.

Nasionalisasi di Bolivia ini terjadi hanya dua pekan setelah Argentina mengungkapkan rencana mengambil alih perusahaan minyak nomor satu negara itu, YPF, dari pemegang saham mayoritas Repsol, yang berbasis di Madrid, Spanyol.

Morales memanfaatkan simbolisme Hari Buruh dengan memerintahkan pasukan menduduki kantor pusat Transportadora de Electricidad (TdE) di Cochabamba. TdE adalah anak perusahaan Red Electrica Corporacion, Spanyol. Red Electrica adalah operator tunggal jaringan transmisi di Spanyol. Pemerintah Spanyol memegang 20 persen saham dalam perusahaan itu.

Morales tidak mengatakan berapa jumlah kompensasi yang akan dibayar. Namun, dekrit nasionalisasi menyebutkan negara akan menegosiasikan ongkos ganti rugi. Nasionalisasi TdE disebut berakar dari minimnya investasi perusahaan itu di Bolivia. Argentina menggunakan justifikasi serupa terhadap YPF.

”Untuk menghormati rakyat Bolivia yang telah berjuang memulihkan sumber daya alam dan layanan dasar, kami menasionalisasi Transportadora de Electricidad,” kata Morales saat pidato resminya untuk Hari Buruh.

Morales mengatakan, hanya 81 juta dollar AS (Rp 745 miliar) yang diinvestasikan TdE di jaringan listrik Bolivia sejak diswastakan tahun 1997. Padahal, pemerintah telah menanamkan modal sebesar 220 juta dollar AS, tetapi pihak lain yang mengambil untung.

”Bolivia masih perlu mitra, tetapi bukan majikan,” kata Morales, setelah memerintahkan tentara mengambil alih TdE dengan damai.

Pesan negatif

Red Electrica tidak segera memberi komentar. Perusahaan itu memiliki 73 persen jaringan transmisi di Bolivia, atau 2.772 kilometer kabel transmisi tegangan tinggi.

Duta Besar Spanyol untuk Bolivia Ramon Santos mengatakan, pengambilalihan itu ”mengirim pesan negatif yang menyebabkan ketidakpercayaan”.

Dua tahun lalu, pemerintah Morales mengambil kendali sebagian besar pembangkit listrik dan menasionalisasi pembangkit listrik tenaga air utama. Presiden warga asli Bolivia yang pertama itu menempatkan sumber energi, air, dan telekomunikasi di bawah kontrol negara.

Namun, analis Joao de Castro Neves dari Eurasia Group mengatakan, Morales jauh lebih pragmatis dan kurang radikal dibandingkan dengan pemimpin Venezuela atau Argentina. ”Dia mengetahui batas-batasnya. Bolivia tak punya kapasitas mengambil alih semua sektor, termasuk pertambangan, sambil mempertahankan tingkat investasi tinggi yang mereka butuhkan.”

Media Spanyol menilai gelombang nasionalisasi di Amerika Latin itu sebagai kecenderungan berbahaya. Walau nilai ekonomi TdE lebih kecil dari YPF yang dinasionalisasi Argentina, media Spanyol menuntut reaksi keras dari Madrid dan kompensasi yang adil.

”Pemerintah Spanyol tak suka keputusan ini. Kami yakin ini kunci jaminan hukum berinvestasi di Bolivia,” kata Menteri Ekonomi Spanyol Luis de Guindos. (AP/Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com