Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buron China Dikatakan Dilindungi Kedutaan AS

Kompas.com - 29/04/2012, 12:09 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Salah seorang aktivis HAM terkemuka China, pengacara tunanetra Chen Guangcheng, diduga telah berlindung di kedutaan AS di Beijing, Sabtu (28/4/2012), setelah melakukan pelarian yang dramatis dari tahanan rumah.

Chen, yang mengalami kebutaan sejak usia dini, berhasil memanjat dinding di rumahnya di Provinsi Shandong pada Minggu malam lalu dan lolos dari amatan puluhan penjaga sebelum berjalan sejauh beberapa kilometer tanpa bantuan ke tempat pertemuan dengan seorang teman. Dia kemudian berhasil mencapai Beijing.

Hu Jia, rekan aktivis dan teman Chen, mengatakan, "Sejauh yang saya tahu, ia (Chen) berada di kedutaan besar AS, tempat paling aman di China. Saya tidak yakin apakah dia akan meminta suaka politik atau tidak. Saya tidak tahu apakah dia masih ingin tinggal di China."

Jika dipastikan bahwa Chen berada di bawah perlindungan AS, hal itu kemungkinan akan menyebabkan persoalan diplomatik besar antara Washington dan Beijing.

Pihak berwenang China pasti akan menuntut dia dikembalikan ke tahanan mereka. Situasi yang sedang berkembang itu dapat membayangi rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, ke Beijing pada minggu ini. Para pejabat AS menolak untuk mengomentari keberadaan Chen, tetapi mereka mengatakan "selalu punya kekhawatiran" tentang kasusnya.

Kasus Chen akan menjadi kasus kedua di China tahun ini di mana seorang tokoh penting mencari perlindungan AS. Sebelumnya pada Februari, Wang Lijun, kepala polisi Chongqing, melarikan diri ke konsulat AS di Chengdu. Wang menyatakan, ia takut akan bahaya yang mengancam nyawanya terkait dengan penyelidikannya atas kematian pengusaha Inggris, Neil Heywood.

Chen diyakini telah memperdayai para penjaganya dengan berpura-pura tidur dalam waktu yang panjang selama beberapa bulan terakhir. Hal itu membuat mereka yakin bahwa ia tidak punya keinginan untuk melarikan diri. Namun aktivis itu hanya menunggu saat yang tepat untuk menyelinap pergi, dan berhasil memanjat dinding yang mengelilingi rumahnya, Minggu lalu. Dia kemudian bertemu dengan He Peirong, seorang blogger aktivis, pada titik pertemuan yang telah diatur sebelumnya dan berkendara ke Beijing, sekitar delapan jam perjalanan.

Setelah rincian pelariannya muncul hari Jumat, Chen merilis sebuah pesan yang telah direkam di mana ia meminta Perdana Menteri China, Wen Jiabao, untuk menghukum para pejabat yang menyiksa dia dan keluarganya karena penganiayaan fisik yang konstan selama 20 bulan penahannya.

"Tindakan mereka sangat kejam dan itu sangat merugikan citra Partai Komunis," kata Chen dalam video di YouTube. Ia meminta Wen untuk mencegah "kejahatan keji" terhadap keluarganya. Dia juga meminta Wen untuk menjaga istri dan anak perempuannya dari pembalasan pihak berwenang. "Saya minta pemerintah China untuk melindungi keluarga saya," katanya. "Kepergian saya mungkin menyebabkan mereka menjadi subyek balas dendam yang gila."

Sabtu malam, masih ada keprihatinan mendalam tentang keselamatan keluarga Chen dan teman-temannya. Aktivis Mo Zhizu menulis di Twitter, "Penderitaan keluarga Chen adalah hal yang paling penting saat ini."

He sendiri telah ditahan Jumat malam, demikian menurut kelompok HAM China Aid yang berbasis di AS. Saudara Chen dan keponakannya juga dilaporkan telah ditangkap atas tuduhan membantu Chen melarikan diri. Istri Chen, ibu dan anak perempuan yang berusia enam tahun masih ada di dalam rumah keluarga itu, yang dikelilingi pihak berwenang.

Istri Chen telah mengalami pemukulan para penjaga yang disewa pejabat lokal di Shandong untuk mengawasi rumahnya dan mencegah Chen meninggalkan atau bertemu siapa pun. "Mereka menjatuhkan istri saya ke tanah, menutupinya dengan selimut dan memukulinya dengan keras selama beberapa jam," kata Chen tentang sebuah insiden baru-baru ini.

Chen merupakan salah satu dari pembangkang China yang paling terkenal. Penderitaannya menjadi berita utama media internasional pada Desember lalu saat aktor Christian Bale diserang ketika mencoba untuk mengunjunginya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com