Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gila-gilaan Orang Hutan: Arthur Rimbaud di Jawa

Kompas.com - 29/04/2012, 09:45 WIB

Lantas pipimu terasa tergores
Sekecup cium bagai rama-rama gila
Menjelajahi lehermu

Kau bilang, carikan
Sambil merundukkan kepala
Kita perlu waktu untuk menemukan itu
Binatang gila yang mengembara jauh sekali (terjemahan Wing Kardjo)

Ditembak mati

Ketika kapal Prins van Oranje merapat di Tanjung Priok pada tanggal 21 Juli 1876 itu, sekitar 176 orang prajurit bayaran turun ke darat, menuju tempat mereka akan menerima latihan lebih lanjut. Salah satunya adalah Arthur Rimbaud. Waktu itu mereka ditampung di sebuah barak tentara yang sebenarnya adalah pabrik teh di bilangan Meester Cornelis, sekarang Jatinegara.

Setelah 10 hari berkenalan dengan hawa tropis Batavia, 176 orang itu kembali ke Tanjung Priok, lagi-lagi untuk naik kapal laut. Tapi kali ini dengan tujuan Semarang. Sampai di Semarang pada tanggal 2 Agustus 1876, satuan itu melanjutkan perjalanan. Dengan kereta api mereka menuju Tuntang, dekat Salatiga.

Tidak ada yang diketahui orang tentang Arthur Rimbaud ketika penyair Perancis ini menetap di barak militer Tuntang sebagai prajurit bayaran Belanda. Tapi pada tanggal 15 Agustus 1876 Rimbaud tidak kelihatan di gereja. Padahal hari itu adalah hari besar bagi umat Katolik, yaitu hari kenaikan Bunda Maria ke surga. Malam harinya Rimbaud juga tidak hadir pada apel malam. Pada saat itulah orang sadar: penyair Perancis Arthur Rimbaud yang sudah jadi prajurit bayaran Belanda ini telah melakukan desersi.

Desersi atau mangkir dari kesatuan militer adalah perbuatan gawat, demikian Graham Robb, sejarawan Inggris penulis biografi Rimbaud. “Ini sangat serius,” tuturnya, “Sungguh! Walaupun kedengarannya seperti petualangan yang menyenangkan dan menegangkan.”

Biasanya tentara yang melakukan desersi ditangkap, diseret ke mahkamah militer lalu ditembak mati. Apalagi waktu itu Belanda sedang berperang di Aceh. Jelas kehidupan Rimbaud terancam bahaya besar. Mungkin itulah alasannya kenapa dia menghilang selama sebulan lebih. Tidak ada yang tahu dia di mana. Jelas dia bodoh kalau kembali ke Semarang. Karena di kota pelabuhan besar terdekat itu orang akan mencarinya.

Jadi mungkin Rimbaud berjalan ke timur, ke Surabaya. Dan mungkin pula dia ke Australia. Menurut seorang kenalannya, Rimbaud pernah ke Australia. Itulah satu-satunya saat dalam kehidupan Rimbaud yang memungkinkan dia ke sana.

Menurut Graham Robb, penulis biografi lain berhasil melacak kapal mana yang ditumpangi Rimbaud untuk balik ke Eropa. Dan perincian perjalanan pulang ini cocok dengan dokumen-dokumen tentang kapal itu. Rimbaud memang pernah menumpangnya.

Orang hutan

Setelah dua bulan di Jawa, orang tetap tidak akan tahu apa dampaknya bagi kegiatan sastra atau penulisan Rimbaud. Hal ini dibenarkan oleh Benedict Anderson, gurubesar emiritus pada Cornell University.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com