Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Presiden dan Keluarganya?

Kompas.com - 28/04/2012, 03:31 WIB

Seiring dengan semakin gencarnya berita pertumpahan darah di Suriah yang menelan puluhan korban tewas setiap hari, kini muncul pertanyaan di mana Presiden Bashar al-Assad sekeluarga berada dan siapa yang menjaga mereka.

Pasalnya, Presiden Assad kini dianggap paling bertanggung jawab atas pertumpahan darah di negerinya. Berbagai imbauan agar Presiden Assad mundur sudah disampaikan, tetapi Presiden Suriah itu tidak menggubris seruan tersebut.

Presiden Assad sekeluarga sehari-hari berada di rumah pribadi mereka di distrik elite Abu Rummaneh, Damaskus. Hanya jika ada tamu negara atau bertemu dengan para menteri dan pejabat tinggi lain, Presiden Assad datang ke istana presiden yang disebut Istana Rakyat.

Sehari-hari, Presiden Assad sekeluarga dijaga pasukan elite dari satuan pengawal Republik. Satuan pengawal Republik beranggotakan 15.000 serdadu dan perwira yang dipimpin oleh Mayjen Ali Hassan yang dikenal sangat dekat dengan Presiden Assad.

Sebagian besar anggota satuan elite pengawal Republik menganut mazhab Syiah Alawit atau sama dengan mazhab yang dianut keluarga Presiden Assad. Penganut mazhab Syiah Alawit adalah minoritas di Suriah, yaitu hanya sekitar 15 persen. Penganut di luar mazhab Syiah Alawit sangat sulit bisa masuk menjadi anggota satuan pengawal Republik.

Tugas inti pengawal Republik adalah menjaga Presiden Assad sekeluarga. Satuan tersebut dikenal sangat loyal kepada keluarga Presiden Assad. Satuan pengawal Republik memiliki kemampuan tempur di atas rata-rata dan mendapat latihan sangat keras. Mereka dilengkapi dengan senjata paling mutakhir, seperti tank T-72 buatan Rusia dan rudal antitank.

Satuan pengawal Republik dibentuk pada akhir 1970-an, menyusul gagalnya upaya kudeta yang dilakukan komandan pasukan komando khusus Mayjen Ali Khaidar terhadap Presiden Hafez al-Assad yang saat itu langsung memerintahkan pembubaran satuan komando khusus. Satuan ini diganti dengan satuan pengawal Republik. Presiden Hafez al-Assad juga memerintahkan memperkuat satuan divisi IV.

Satuan khusus

Presiden Hafez al-Assad kemudian mengandalkan satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV untuk menjaga kekuasaan dan keluarganya. Satuan divisi IV kini dipimpin oleh Maher al-Assad (kakak kandung Presiden Bashar al-Assad).

Sebagian besar anggaran militer di Suriah dinikmati oleh satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV. Tidak heran jika para perwira dari satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV memiliki rumah dan mobil mewah serta keistimewaan lain.

Adapun tugas inti satuan divisi IV adalah menjaga kota Damaskus. Hanya anggota divisi IV yang diizinkan bisa keluar masuk ibu kota Damaskus.

Ketika aksi unjuk rasa antirezim Presiden Assad sudah menjalar menghinggapi wilayah sekitar kota Damaskus, seperti kota Duma dan Harasta, Presiden Assad menginstruksikan satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV bergerak menuju kota Duma dan Harasta untuk menghadapi satuan dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di wilayah sekitar kota Damaskus itu.

Presiden Assad menganggap, aksi unjuk rasa anti-rezimnya di wilayah sekitar kota Damaskus sudah mulai mengancam. Satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV kini menjadi ujung tombak rezim Presiden Assad dalam menghadapi aksi unjuk rasa di kota Damaskus dan sekitarnya.

Berkat satuan pengawal Republik dan satuan divisi IV itu, rezim Presiden Assad di kota Damaskus relatif masih sangat kuat dibandingkan dengan di kota-kota lain yang sudah banyak dikuasai kubu oposisi.

Dari sisi internasional, tidak mudah pula menjatuhkan Pemerintah Suriah. Berbeda dengan beberapa dekade sebelumnya ketika Amerika Serikat (AS) sangat berkuasa, kini kekuatan dunia sudah menyebar.

Ada China dan Rusia yang memang tidak mau Barat dan AS bertindak semena-mena menumbangkan rezim di Suriah. Di kawasan juga ada Iran yang tidak mau kehilangan sahabat utama, Suriah, apalagi jika itu adalah AS atau Israel. Hal inilah yang membuat Pemerintah Suriah relatif bertahan paling lama dari aksi proreformasi. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com