Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis China Kabur dari Tahanan Rumah

Kompas.com - 27/04/2012, 16:23 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang aktivis hak asasi manusia China, Chen Guangcheng, berhasil kabur dari rumah tempat dikurung selama lebih dari setahun. Dari rumah persembunyiannya kini, Chen merilis sebuah video yang menunjukkan kekerasan yang diderita keluarganya selama menjadi tahanan rumah.

Berhasil menghindari hampir 90 penjaga yang mengepung rumahnya di sebuah desa, Chen disebut-sebut berlindung di sebuah lokasi yang aman di Beijing. Video itu dirilis melalui sebuah situs web para pembangkang China yang berbasis di Amerika Serikat.

Pengungkapannya soal penahanan ilegal menjadi pukulan baru bagi pemerintah China. Kekerasan yang dialami keluarga Chen termasuk pukulan yang menyebabkan anggota keluarganya mengalami patah tulang dan kekerasan terhadap anak-anaknya.

Terlihat kurus, Chen yang seorang pengacara menuduh para pejabat lokal dan obsesi pemerintah China menjaga stabilitas dengan cara apapun. Dikatakannya, kekhawatiran terbesarnya adalah aparat bakal melakukan "pembalasan gila-gilaan" terhadap keluarganya, yang beberapa di antaranya sudah menjadi tahanan rumah.

Para aktivis hak asasi manusia menyatakan kegembiraan mereka bahwa Chen tidak lagi berada di tangan pihak berwenang. Namun, seperti Chen, mereka menunjukkan kekhawatiran akan adanya serangan balasan terhadap istri, anak-anak, saudara-saudara, dan para aktivis HAM yang membantunya mendapatkan kebebasan.

Menurut para aktivis HAM, Chen menyelinap keluar dari rumahnya di Dongshigu di Provinsi Shandong pada Minggu (22/4/2012).

"Saya membenarkan bahwa Chen kini berada di Beijing. Saya bisa katakan keberhasilan dia meloloskan diri adalah sebuah keajaiban," kata Hu Jia, seorang aktivis HAM ternama di China.

"Ini seperti kisah nyata (film) The Shawshank Redemption versi China. Saya dengar dia berhasil melewati delapan pos pemeriksaan keamanan," lanjut Hu Jia.

Melalui video yang ditujukan pada Perdana Menteri Wen Jiabao itu, Chen mengajukan tiga tuntutan. Salah satunya adalah meminta Wen menyelidiki yang disebutnya dengan pemukulan brutal terhadap anggota keluarganya.

Tuntutan lainnya adalah jaminan keselamatan keluarganya serta penegakan hukum yang tegas terhadap tindak pidana korupsi.

Chen menjadi tahanan rumah sejak dia selesai menjalani empat tahun masa hukuman penjara pada 2010. Pengurungan Chen secara ilegal itu menimbulkan protes dunia internasional.

Dalam pesan video, Chen menceritakan bahwa dia dipukuli dan sekitar 90 hingga 100 pejabat lokal terlibat dalam penahanannya.

Ini bukan upaya kabur pertama Chen. Sebelumnya dia pernah mencoba menggali terowongan. Sayang upayanya itu gagal.

Belum jelas bagaimana Chen bisa meloloskan diri dari pejabat, polisi baik yang berseragam maupun yang berpakaian preman. Selama ini mereka "berkemah" di dalam dan di luar rumahnya.

Para aktivis berpendapat ini bukan aksi individual. "Ini bukan tindakan tiba-tiba. Supaya bisa kabur dari tempat yang dijaga begitu banyak orang, pasti perlu perencanaan yang matang," kata Phelim Kine dari Human Right Watch.

Keberadaan pasti Chen tidak diketahui. Sejumlah sumber mengatakan, dia berada di tempat yang aman dari pengamatan badan-badan keamanan China. Ini menimbulkan spekulasi bahwa dia bersembunyi di salah satu kedutaan besar atau konsulat asing. Kedubes AS menolak berkomentar soal ini.

Menurut kelompok China Aid yang berbasis di AS, He Pierong, seorang aktivis yang membantu Chen kabur, telah ditangkap di rumannya di Nanjing, Jumat (27/4/2012) pagi.

Jika tertangkap, Chen menghadapi risiko "hukuman berat" dari para penjaganya. Sejumlah orang yang dekat dengan Chen pun sudah dikepung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com