Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Malaysia, 700 TKI Tewas Setiap Tahun

Kompas.com - 27/04/2012, 12:52 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil otopsi sementara terhadap jenazah tenaga kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat yang tewas di Malaysia menimbulkan tanda tanya. Bagaimana kondisi ratusan jenazah TKI lain yang tewas di luar negeri, khususnya Malaysia, yang memiliki catatan kasus kematian TKI paling banyak?

Pertanyaan itu disampaikan Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care, dalam diskusi "Pahlawan Devisa yang Tersia-sia" di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/4/2012).

Anis mengatakan, rata-rata TKI yang tewas di Malaysia mencapai 700 orang per tahun. Masalah selama ini, kata dia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) cenderung menerima penjelasan Pemerintah Malaysia terkait penyebab kematian TKI tanpa melakukan penyelidikan. Jenazah juga langsung dikembalikan kepada keluarga tanpa pengecekan tubuh.

"Padahal, di undang-undang sudah jelas, pemerintah harus mengetahui kematian karena apa. Tidak semua TKI yang meninggal diketahui betul penyebab kematiannya. Kami selalu tegaskan pentingnya otopsi ulang untuk pastikan penyebab kematian dan ada tidaknya organ tubuh yang hilang," kata Anis.

Contoh terakhir terkait kelalain KBRI Malaysia terlihat dari kasus tewasnya tiga TKI asal NTB di Malaysia. Menurut Anis, KBRI tidak mengecek kondisi jenazah dan tidak mempertanyakan kematian ketiganya ketika disebut tewas ditembak lantaran terlibat perampokan. Padahal, kata dia, jika memang terlibat perampokan, seharusnya kasus itu diproses melalui jalur hukum.

"Yang mengurus pemulangan tiga jenazah itu perusahaan jasa pemakanan Malaysia, bukan KBRI. Keluarga juga harus membayar biaya pemulangan Rp 13 juta per jenazah," ungkapnya.

Atas kasus kematian TKI selama ini, lanjut Anis, pemerintah daerah yang cenderung aktif mempermasalahkan warganya. Di beberapa kasus, pemda membentuk tim dan mempertanyakan kepada KBRI dan Kementerian Luar Negeri. "Tapi tidak ada respons," katanya.

Seperti diberitakan, Polis Diraja Malaysia menembak mati tiga TKI, yakni Herman, Abdul Kader Jaelani, dan Mad Noon. Ketiganya tewas ditembak polisi Malaysia, 25 Maret, di kawasan Port Dickson, Negara Bagian Negeri Sembilan, Malaysia.

Tim dokter forensik Kepolisian Daerah NTB, Kamis siang, telah mengotopsi jenazah Herman dan Abdul di pemakaman keluarga Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Lombok Timur. Menurut keluarga, ada organ tubuh Herman yang hilang, yakni mata, otak, jantung, dan ginjal. Kepolisian belum merilis secara resmi hasil otopsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com