Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Malaysia Bantah TKI Korban Perdagangan Organ

Kompas.com - 27/04/2012, 09:24 WIB

"Saya dukung dilakukannya otopsi ulang karena bisa mengetahui apakah tindakan pihak kepolisian menembak tiga TKI tersebut sesuai SOP," katanya.

Menurut Da’i Bahtiar, hasil otopsi ulang bisa membuktikan berapa banyak peluru yang ada di tubuh korban serta juga mengetahui apakah ada organ tubuh yang hilang.

"Kita akan menemukan berapa peluru yang masuk ke tubuh korban. Kalau ternyata banyak peluru yang bersarang ditubuh korban tentulah itu sangat berlebihan," katanya.

Sebab, kata Da’i, sesuai SOP dikepolisian (tentunya polisi Malaysia juga tahu) tindakan penembakan itu bisa dilakukan apabila betul-betul dalam kondisi mengancam sehingga kalaupun ada penembakan bertujuan untuk melumpuhkan.

"Dengan adanya otopsi ulang itu tentu akan diperoleh fakta-fakta mengenai berapa banyak penembakannya dan juga kondisi dari organ tubuh korban. Oleh karenanya saya sangat mendukung otopsi ulang itu," katanya.

Pada Kamis (26/4/2012), dua dari tiga jasad TKI diotopsi ulang di lokasi pemakaman keluarga, di Lombok Timur. Kedua jasad TKI itu masing-masing Herman (34) dan Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani merupakan paman dan keponakan. Keduanya merupakan warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur.

Sedangkan jasad ketiga yakni Mad Noor (28), diotopsi ulang di lokasi penguburan, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com