Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Malaysia Bantah TKI Korban Perdagangan Organ

Kompas.com - 27/04/2012, 09:24 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia membantah kecurigaan bahwa tiga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, telah menjadi korban perdagangan organ tubuh manusia.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan, kecurigaan tersebut sama sekali tidak benar dan hanya akan merusak citra Malaysia di mata dunia.

Hishammuddin seperti dikutip harian Utusan Malaysia, Jumat (27/4/2012), mengatakan, satu delegasi dari Indonesia telah datang ke Malaysia untuk membicarakan masalah tersebut dengan Ketua Polisi Negara, Tan Sri Ismail Omar.

"Saya membantah perkara ini dan berharap semua pihak sabar menunggu laporan dari pihak terkait yang melakukan penyelidikan karena ini menyangkut citra negara," katanya.

"Tidak ada apa pun yang hendak saya tutupi, ini bukan cara saya dan Malaysia. Jadi apa yang penting ialah kita tunggu laporan siap sepenuhnya," imbuhnya.

Penembakan keji

Sementara itu dalam surat elektroniknya, Direktur Pengamanan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Brigjen Pol Bambang Purwanto menyebutkan tiga TKI itu ditembak secara keji oleh lima polisi Malaysia.

Bambang menyampaikan hasil penelusurannya ke Malaysia pada Selasa - Rabu (24-25/4/2012) dengan menemukan keterangan yang mengarah kepada fakta penembakan tiga TKI asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Dikatakannya, lima polisi Malaysia itu memberondongkan peluru secara sadis ke arah TKI Herman (34) dan Abdul Kadir (25), asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, serta Mad Noor (28) beralamat Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.

Otopsi ulang

Sebelumnya, mantan Duta Besar RI untuk Malaysia, Da’i Bachtiar mengatakan kasus ini harus terus dikembangkan termasuk untuk melaksanakan otopsi ulang.

"Saya dukung dilakukannya otopsi ulang karena bisa mengetahui apakah tindakan pihak kepolisian menembak tiga TKI tersebut sesuai SOP," katanya.

Menurut Da’i Bahtiar, hasil otopsi ulang bisa membuktikan berapa banyak peluru yang ada di tubuh korban serta juga mengetahui apakah ada organ tubuh yang hilang.

"Kita akan menemukan berapa peluru yang masuk ke tubuh korban. Kalau ternyata banyak peluru yang bersarang ditubuh korban tentulah itu sangat berlebihan," katanya.

Sebab, kata Da’i, sesuai SOP dikepolisian (tentunya polisi Malaysia juga tahu) tindakan penembakan itu bisa dilakukan apabila betul-betul dalam kondisi mengancam sehingga kalaupun ada penembakan bertujuan untuk melumpuhkan.

"Dengan adanya otopsi ulang itu tentu akan diperoleh fakta-fakta mengenai berapa banyak penembakannya dan juga kondisi dari organ tubuh korban. Oleh karenanya saya sangat mendukung otopsi ulang itu," katanya.

Pada Kamis (26/4/2012), dua dari tiga jasad TKI diotopsi ulang di lokasi pemakaman keluarga, di Lombok Timur. Kedua jasad TKI itu masing-masing Herman (34) dan Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani merupakan paman dan keponakan. Keduanya merupakan warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur.

Sedangkan jasad ketiga yakni Mad Noor (28), diotopsi ulang di lokasi penguburan, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com