Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Padati Lokasi Otopsi Jenazah TKI

Kompas.com - 27/04/2012, 09:10 WIB

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 orang warga mendatangi lokasi otopsi jasad tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ditembak di Negeri Sembilan, Malaysia, 22 Maret 2012, yang digelar di tempat pekuburan umum Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (27/4/2012).

"Kami juga ingin tahu apa yang terjadi pada jasad TKI yang ditembak di Malaysia. Betul tidak organ tubuhnya diambil di Malaysia," kata seorang warga, Amaq Rahim, yang ditemui di lokasi.

Di lokasi pekuburan umum itu, Mad Noor (28) dimakamkan, dan jasadnya diotopsi untuk kepentingan penyidikan, terkait dugaan pencurian organ tubuh TKI yang meninggal di Malaysia.

Mad merupakan satu dari tiga TKI asal Lombok Timur yang ditembak mati di Negeri Sembilan, Malaysia, kemudian jenazahnya dipulangkan ke Indonesia hingga dimakamkan di kampung halamannya di Desa Pengadangan, Lombok Timur.

Dua TKI lainnya yang juga tewas ditembak di Malaysia, yakni Herman (34) dan Abdul Kadir Jaelani (25). Herman dan Jaelani merupakan paman dan keponakan, yang berasal dari Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur.

Jasad Herman dan Jaelani sudah diotopsi di lokasi penguburan keluarganya di Pancor Kopong, pada Kamis (26/4).  Seperti otopsi jasad Herman dan Jaelani, proses autopsi jasad Mad Noor dimulai pukul 07.00 Wita, yang diawali dengan pembongkaran kuburan guna mengambil kedua jasad yang dikubur dalam peti yang dibawa dari Malaysia.

Proses otopsi ulang itu dikoordinasikan Kepala Biro Operasional Polda NTB Kombes Pol Pujiono Dulrahman, sementara proses penyidikan dipimpin Direktur Reserse dan Kriminal Umum (Direskrimum) Polda NTB Kombes Pol Hary Sudwijanto.

Tim otopsi beranggotakan personil Polda NTB, Polres Lombok Timur dan tim medis dari instalasi forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda NTB.

Selama otopsi berlangsung seribuan warga yang mendatangi lokasi otopsi bersabar menunggu perkembangannya. Mereka mengaku penasaran sehingga ikut memadati areal di kawasan penguburan umum itu.

Namun, keberadaan seribuan warga itu tidak menggangu jalannya otopsi karena mereka hanya boleh berada di luar garis polisi yang terpasang pada radius sekitar 50 meter dari lokasi otopsi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com