Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM Ukraina Dipukuli

Kompas.com - 27/04/2012, 06:15 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com — Uni Eropa menyuarakan keprihatinan mendalam soal mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko yang sedang dipenjara. Tymoshenko melakukan mogok makan serta menghadapi kekerasan fisik.

Ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton mendesak pihak berwenang Ukraina mengizinkan Duta Besar UE mengunjungi Tymoshenko di penjara bersama dengan spesialis-spesialis media independen. ”Ini sebagai tanda kehendak politis mereka untuk mengklarifikasi keadaan,” kata Ashton.

Ashton sangat prihatin dengan Tymoshenko. Kantor ombudsman Ukraina mengonfirmasikan Tymoshenko (51) menjadi sasaran kekerasan fisik saat menjalani pemindahan dari sel penjaranya ke rumah sakit pada 20 April.

Tymoshenko mengadu dipukuli di bagian perut dan diseret dari tempat tidurnya. Hal ini dibantah pihak pengelola penjara di kota Kharliv. Namun, tuduhan itu menimbulkan keprihatinan lebih lanjut di negara-negara Barat. Kasus ini telah membuat hubungan antara Ukraina dan UE tegang.

Mantan PM itu melakukan mogok makan sejak hari Jumat (20/4/2012). Di hari yang sama, dia mengatakan diserang saat dipaksa pindah ke sebuah rumah sakit. Pihak penjara memperingatkannya pada hari Rabu (25/4/2012) bahwa dia bisa dipaksa makan.

Saingan presiden

Tymoshenko, saingan politik utama Presiden Viktor Yanukovich, dipenjarakan sejak Oktober 2011. Dia sedang menjalani masa hukuman selama tujuh tahun setelah dinyatakan terbukti melakukan penyalahgunaan jabatan.

Presiden Yanukovich pada hari Kamis mengatakan telah memerintahkan penyidikan atas klaim Tymoshenko itu. Namun, Yanukovich tidak berkomentar mengenai aksi mogok makan itu. ”Saya memberi perintah kepada Jaksa Agung untuk menginvestigasi hal ini dan mudah-mudahan kami akan mendapat jawaban spesifik dalam waktu dekat,” kata Yanukovich dalam komentar publik pertama sejak Tymoshenko mengumumkan mogok makan karena perlakuan kepadanya.

Komentar Yanukovich itu menjawab pertanyaan seorang wartawan mengenai imbauan UE. Isi imbauan adalah agar Ukraina memberi penjelasan resmi mengenai apa yang terjadi pada Tymoshenko ketika dia memulai mogok makan.

Ukraina hari Rabu meminta Jerman mengirim sebuah tim dokter untuk merawat Tymoshenko.

Tymoshenko, mantan pemimpin Revolusi Oranye itu, menuduh ”tiga lelaki kuat” melempar selembar seprai untuk menutupinya dan kemudian memukulinya di bagian perut sebelum membawanya ke sebuah rumah sakit pemerintah.

Pihak Kejaksaan Ukraina membantah tuduhan itu dan menuduh Tymoshenko melakukan provokasi politik yang bertujuan memperburuk hubungan pemimpin Ukraina dengan Uni Eropa.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, Kiev telah mengirim sebuah permohonan resmi kepada Pemerintah Jerman untuk membantu dalam mendatangkan dokter-dokter untuk memeriksa dan merawat Yulia Tymoshenko.

Presiden Jerman Joachim Gauck telah membatalkan rencana kunjungan ke Ukraina bulan depan. Tymoshenko adalah tokoh Ukraina pro-UE, sedangkan Yanukovich pro-Rusia. (AFP/Reuters/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com