Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga TKI Lombok Tuntut Keadilan

Kompas.com - 26/04/2012, 17:05 WIB
Abdul Latif Apriaman

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Keluarga Herman dan Abdul Kadir Zailani, dua TKI yang tewas ditembak di Malaysia, menuntut keadilan atas nasib mengenaskan yang dialami anggota keluarga mereka. Mereka menuntut ketegasan sikap pemerintah.

"Saya meminta pemerintah untuk menuntaskan kasus ini. Jangan sampai ada lagi anak-anak kita menjadi korban yang sama," kata Maksum, orang tua Herman di sela-sela proses otopsi terhadap jenazah Herman dan Zailani yang berlangsung di Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Kamis (26/4/2012).

Tuntutan yang sama juga disampaikan Tohri, kakak Zailani. "Saya minta ketegasan pemerintah termasuk Presiden untuk menuntaskan kasus ini ke pengadilan termasuk pengadilan internasional," kata dia.

Sejak pagi tadi, tim dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB melakukan otopsi terhadap Herman dan Zailani. Hasil otopsi secara resmi belum disampaikan. Namun, keluarga korban yang ikut menyaksikan proses otopsi menceritakan apa yang mereka lihat.

Rustam, salah seorang keluarga Herman yang mengikuti proses otopsi, mengatakan, organ tubuh Herman yang hilang adalah mata, otak, jantung, dan ginjal. Keterangan Rustam diperkuat oleh Rupeni, ayah Abdul Kadir Zailani.

Maksum, orang tua Herman, yang juga ikut menyaksikan proses otopsi menuturkan, ia melihat ada plastik di dalam batok kepala Herman. "Waktu kepalanya dibuka, saya melihat ada sesuatu yang dibungkus plastik. Saya tidak tahu itu apa," kata Maksum

Proses otopsi masih akan dilakukan terhadap satu lagi jenazah TKI yaitu Mad Noor, Jumat (27/4/2012). Bersama Herman dan Zailani, jenazah Mad Noor dipulangkan dari Malaysia dalam kondisi tubuh penuh dengan jahitan pada 5 April lalu. Pihak keluarga curiga organ tubuh ketiganya dicuri. (Abdul Latif Apriaman, kontributor KOMPAS TV di Mataram)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com