Pemerintah Filipina membuka kembali pembicaraan damai dengan kelompok komunis pada Februari 2011 lalu. Kedua belah pihak kemudian bersepakat untuk mengupayakan perdamaian dengan tenggat waktu Juni 2012 untuk menandatangani kesepakatan damai.
Namun, negosiasi itu menghadapi jalan buntu pada November 2011 ketika pemerintah menolak tuntutan pemberontak untuk membebaskan 18 gerilyawan yang ditahan pemerintah. NPA berdalih orang-orang itu adalah para konsultan dalam tim perunding mereka.
Sejak itu para pemberontak bertekad meningkatkan serangan terhadap militer dan instalasi penting pemerintah.
Kebuntuan itu juga terjadi sebulan setelah 200 gerilyawan menyerang tiga situs tambang di Mindanao, wilayah yang kaya mineral tetapi rakyatnya miskin.
NPA mengklaim serangan itu merupakan balasan atas kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh para penambang. Versi militer menyebut, serangan itu dilakukan untuk memaksa perusahaan-perusahaan pertambangan itu membayar "pajak revolusioner" yang ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.