KOMPAS.com - Perselisihan dengan China lantaran Laut China Selatan membuat Filipina kembali berpaling AS. Selama ini, dalam catatan AP dan AFP pada Senin (23/4/2012), AS memang sekutu militer Filipina. Maka dari itulah, Filipina secara resmi mengungkapkan keprihatinan mendalam soal tersebut kepada AS.
Filipina dan China telah terkunci dalam kebuntuan atas persaingan klaim-klaim Scarborough Shoal, sekelompok kecil pulau di Laut China Selatan. Oleh karena itulah, lebih dari dua pekan dan kedua pihak menempatkan kapal-kapal di sana.
Saat China meningkatkan tekanan, Filipina berencana mencari nasihat AS selama pertemuan tingkat tinggi di Washington pekan depan, kata juru bicara departemen luar negeri Raul Hernandez. "Apa yang kami katakan adalah bahwa mungkin mereka (AS) harus mengetahui apa yang terjadi dalam masalah Scarborough," kata Hernandez kepada wartawan.
"Apa yang terjadi di Scarborough Shoal merupakan ancaman potensial tidak hanya bagi Filipina tetapi juga bagi negara lain ... yang menggunakannya untuk navigasi dan tanpa hambatan perdagangan," imbuhnya.
Dia mengatakan, Filipina akan secara resmi mengangkat masalah tersebut dalam apa yang disebut pembicaraan "2 +2" antara Menteri Luar Negeri Alberto del Rosario dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin dan timpalan mereka Menlu AS Hillary Clinton dan Menhan Leon Panetta. Hernandez mengatakan dia tidak bisa mengatakan dengan tepat apa tujuan Filipina dalam mengangkat masalah itu dengan AS.
Tetapi pembicaraan di Washington diharapkan sebagai jalan bagi pemerintah Filipina untuk mencari bantuan lebih bagi angkatan bersenjatanya, yang dianggap sebagai yang terlemah di kawasan itu dan kurangnya sumber daya, kata para pejabat itu.
Di samping itu, kedua negara juga terikat dengan pakta pertahanan bersama tempat AS telah berjanji untuk membantu sekutunya yang lebih lemah jika menghadapi agresi militer.
Langkah Filipina bisa melanjutkan kemarahan China. Sebelumnya, China telah menegaskan AS seharusnya tidak ikut berperan dalam sengketa itu.
Pengumuman Filipina itu terjadi setelah Global Times, satu surat kabar yang dikelola Partai Komunis China, memperingatkan dalam tajuknya pada akhir pekan dari potensi "perang kecil" untuk mengakhiri kebuntuan Scarborough Shoal. "Setelah perang meletus, China harus mengambil tindakan tegas untuk memberikan pesan yang jelas kepada dunia luar bahwa pihaknya tidak menginginkan perang," kata editorial.
China mengklaim seluruh Laut China Selatan, bahkan sampai ke pantai Filipina dan negara Asia Tenggara lainnya.
Kebuntuan dengan Filipina dimulai ketika kapal-kapal China memblokir kapal Filipina berusaha untuk menangkap awak delapan kapal nelayan China di Scarborough Shoal.
Beting Scarborough terletak sekitar 230 kilometer (140 mil) dari pulau utama Filipina Luzon. Sementara, daratan terdekat China dari Scarborough Shoal adalah Provinsi Hainan, 1.200 kilometer ke arah barat laut, menurut peta angkatan laut Filipina.