Kairo, Kompas -
Misi utama tim monitor yang diberi nama UNSMIS itu mengawasi jalannya gencatan senjata dengan tugas selama tiga bulan.
Resolusi itu memberi hak penuh kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk mengevaluasi kondisi di Suriah, khususnya menyangkut terhentinya aksi kekerasan dalam segala bentuknya sebelum penyebaran tim monitor itu.
Resolusi itu juga meminta otoritas Suriah menghormati secara penuh janjinya menarik pasukan dan senjata beratnya dari perkotaan, serta terjaminnya keamanan tim monitor.
Otoritas Suriah juga diminta memberi kebebasan bagi tim monitor untuk bergerak bebas dan menyediakan transportasi udara yang layak.
Resolusi itu menegaskan, DK PBB akan melakukan tindakan lain yang relevan jika misi damai utusan khusus PBB-Liga Arab Kofi Annan gagal.
Namun, pasukan Pemerintah Suriah pada Minggu, seperti diberitakan media, menyerang kota kecil Duma, dekat ibu kota Damaskus, menggunakan tank dan artileri. Aktivis kota itu mengirim gambar melalui internet yang menunjukkan adanya kepulan asap di langit kota Duma, suara tembakan senjata berat, serta bunyi takbir dari masjid-masjid.
Menurut lembaga pemantau HAM Suriah, dua korban tewas di kota Duma akibat tembakan pasukan pemerintah itu. Kota Duma yang berpenduduk sekitar 100.000 jiwa tersebut terletak hanya sekitar 10 kilometer dari kota Damaskus.
Annan menegaskan, Resolusi DK PBB tentang penyebaran 300 personel pemantau merupakan saat menentukan untuk upaya mewujudkan stabilitas di Suriah.
Dalam keterangan persnya di kota Jenewa, Minggu kemarin, Annan menyerukan agar pasukan pemerintah dan anggota FSA meletakkan senjata dan bekerja sama dengan tim monitor PBB untuk mewujudkan gencatan
Annan secara khusus meminta Pemerintah Suriah untuk berhenti menggunakan senjata berat serta menarik pasukan dan